
Oleh: Harnita Sari Lubis, S.Pdi.
Linimasanews.id—Kecanduan gim online didalam kehidupan masyarakat sudah banyak terjadi. Mulai dari kalangan muda bahkan balita sampai yang tua juga kecanduan gim online. Seperti yang terjadi di Lampung Selatan, ada dua remaja nekat merampas HP pada 27 Januari 2024 sekira pukul 15.50 WIB dengan korban inisial ASR (9 tahun) saat bermain di halaman rumah menggunakanHP Vivo V209.
Di saat bersamaan, datang dua remaja mengendarai kendaraan R2 dan langsung merampas handphone yang ada didalam saku baju korban. “Pelaku berinisial FRD (16) dan RA (16), mereka melakukan aksinya dengan menargetkan korban anak-anak karena dinilai mudah dikelabui dan dirasa tidak akan melakukan perlawanan aktif,” papar Kabid Humas.” Motif pelaku melakukan perbuatan ini adalah sangat ingin sekali memiliki Handphone untuk digunakan dalam bermain gim online,” sambungnya.
Di Banyumas, salah satu siswi SMP yang berinisial E (12 tahun) tak kenali dirinya sendiri dikarenakan dia larut dalam karakter gim online yang dia mainkan dan akhirnya siswi tersebut dikabarkan meninggal dunia (25/5/2021). Dokter Rudi yang menangani siswi tersebut pun mengatakan bahwasanya anak tersebut terkena gangguan saraf dikarenakan kecanduan gim online.
Ada lagi pemuda yang membunuh keponakannya yang masih bocah hanya karena ingin mengambil hp keponakannya tersebut . Tersangka kecanduan main game online dan hp tersangka rusak sehingga tersangka nekat membunuh demi bisa bermain gim online. Ada juga seorang ayah muda inisial AB (25) di Manado membunuh bayinya hanya karena ketika sedang bermain gim online anak bayinya menangis hingga sang ibu trauma melihat anaknya dibunuh suaminya sendiri.
Di Pontianak seorang pemuda nekat mencuri sepeda untuk bisa beli kuota agar bisa bermain gim online(Tribunnews,com 01-08-2020). Belum lagi di luar negeri banyak kasus serupa terjadi hanya karena kecanduan gim online. Candu gim online ini menyebabkan anak ataupun orang dewasa berprilaku agresif dan terjerumus ke tindak kenakalan dan kriminalitas, berbahasa kotor,kasar dan membanting gadgetnya sendiri.
Kapitalis Sekulerisme Akar Masalah
Semua kasus yang terjadi biang keroknya adalah sistem kapitalis sekulerisme. Dalam sistem ini semua serba bebas termasuk judi online dan gim online. Semua orang bisa mendownload aplikasi tersebut hanya bermodalkan gadget ditangan, semua bisa diakses tanpa batas. Tidak ada filter ataupun peran pemerintah dalam hal ini. Bahkan terkesan tidak peduli terhadap masalah ini. Malah gim tersebut bersertifikat legal dan diiklankan di tv. Pemerintah pun abai sehingga gim tersebut membuat perilaku pemain gim terbius dengan permainan itu dan ketika habis kuota atau hp rusak atau mendengar suara ribut ketika main gim itu membuat pikiran stres yang berakhir dengan melakukan aksi kriminalitas .
Psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan efek dari kekerasan yang terdapat dalam gim online berdampak sangat buruk pada perkembangan mental dan perilaku anak dan remaja. (Media Indonesia.co.id)
“Jika gim berbau kekerasan, anak akan terbiasa dengan kekerasan yang beresiko terbawa dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menjadi kasar, agresif dan kurang peka terhadap apa yang dialami orang lain,” jelasnya saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta pada Sabtu (20/4).
Pemerintah saat ini sedang merampungkan peraturan presiden (Perpres) tentang perlindungan anak dari gim online. Kehadiran Rancangan Perpres ini karena maraknya tindak kriminalitas, seperti kekerasan, pornografi, pelecehan seksual, dan perundungan yang dilakukan anak-anak di bawah umur akibat pengaruh gim online.
Tetapi itu masih sekedar wacana saja. Karena kenyataannya, gim online tersebut tetap dapat di download. Saat ini, belum ada peraturan yang secara spesifik mengatur soal perlindungan anak di ranah daring. Padahal bahaya dan ancaman kekerasan terhadap anak di ranah daring sudah semakin mengkhawatirkan, seperti live streaming seks, grooming, dan lain sebagainya. Peta jalan ini penting mengingat bahaya dan ancaman kekerasan terhadap anak di ranah daring yang terus meningkat,” jelasnya kepada Media Indonesia.
Belum lagi masyarakat sekarang kurang peduli terhadap pendidikan dan terkesan abai dengan pendidikan, hanya segelintir orang saja yang peduli dengan pendidikan. Kebanyakan masyarakat hanya peduli dengan hiburan dan permainan semata. Sekolah untuk anaknya hanya formalitas belaka tetapi tidak prioritas lagi.
Masyarakat kebanyakan sekarang berlomba-lomba menjadikan anaknya artis, selebgram atau seleb tiktok yang banyak menghasilkan pundi-pundi uang. Intinya sekarang masyarakat berlomba-lomba untuk mendapatkan materi. Tidak dipandang lagi apakah uang yang dihasilkan tersebut halal atau haram. Itulah kehidupan sekarang yang hanya memandang materi semata ,itulah sistem kapitalis sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan.
Islam Solusinya
Adapun ketika Islam memandang hal ini, sangat bertolak belakang dari kehidupan masyarakat sekarang ini. Islam mengatur segala aspek kehidupan termasuk masalah gim online yang melalaikan setiap kalangan. Di dalam Islam lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan pemerintah saling berkaitan dan berhubungan. Keluarga dalam hal ini diatur sesuai dengan syariat Islam.
Sejatinya, setiap orang tua wajib untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya terhadap perkembangan anak, mulai dari pengasuhan maupun pendidikan. Hal inilah yang biasanya disebut dengan parenting. Parenting diartikan sebagai sebuah pola asuh mendidik anak mengenai bagaimana cara orang tua memberikan perlindungan, perawatan, pengasuhan, dan bimbingan dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan syariat Islam. Orang tua merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Oleh karena itu, sebelum membimbing serta mengasuh anak, orang tua harus memiliki ilmu terlebih dahulu untuk di implementasikan dalam kegiatan parentingnya. Pengetahuan dan keterampilan ilmu parenting tersebut bisa diperoleh oleh orang tua melalui banyak cara, misalnya mengikuti program parenting, mempelajari ilmu parenting melalui media digital, memiliki role model, dan lain-lain. Kegiatan parenting dilakukan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada orang tua mengenai bagaimana seharusnya ia dalam mendidik dan membesarkan anaknya.
Melalui parenting, orang tua akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sangat bermanfaat khususnya bagi anak, misalnya seperti pengetahuan mengenai pola pengasuhan yang baik maka akan membentuk kepribadian yang baik pada anak. Kemudian pada orang yang sudah balig atau dewasa harus menjalankan kehidupannya sesuai dengan syariat Islam, sehingga emosi di dalam dirinya dapat dikendalikannya agar tidak terjadi tindak kriminalitas.
Begitu juga dengan lingkungan tetangga yang selalu awas dan berperan aktif dalam mengawasi masyarakat di lingkungannya, contoh melarang anak-anak untuk tidak bermain gim di lingkungannya dan menasihati bahwa gim bisa merusak mata dan merusak saraf kita jika terus-terusan bermain gim. Masyarakat tidak boleh lalai sehingga anak-anak di lingkungannya berhenti bermain gim. Anak- anak pun diingatkan bahwa lebih baik mengerjakan hal-hal yang baik dan bermanfaat yang menghasilkan pahala sehingga perbuatan kita sehari-hari bernilai pahala.
Begitu juga dengan pemerintah yang lebih berperan aktif dengan tidak mengizinkan aplikasi gim online di hp sehingga masyarakat tidak sibuk bermain gim online dan masyarakat dapat menjalankan kehidupannya sehari-hari sesuai hukum syariat Islam dengan tanggung jawab masing-masing individu. Adapun semua itu dapat dijalankan jika Khilafah tegak. Maka kita harus memperjuangkan Khilafah tersebut. Dengan Khilafah, syariat Islam di setiap lini kehidupan akan ditegakkan sehingga mendapatkan Rahmat bagi semesta alam. Wallahu a’lam.