
Oleh: Peni Handayani
Linimasanews.id—Pelaksanaan ibadah haji tahun ini diikuti lebih dari 3 juta kaum muslim dari seluruh dunia. Di antara rangkaian ibadah haji, jemaah berkumpul untuk wukuf di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah.
Penentuan hari Arafah ini terkait dengan penentuan awal bulan Dzulhijah. Sesuai perintah Rasulullah saw., penentuan awal bulan Dzulhijah wajib berdasarkan pengumuman Amir Makkah dengan melakukan rukyatul hilal. Atas hal tersebut, dalam pelaksanaan Iduladha, seharusnya tidak ada perbedaan seperti dalam pelaksanaan Idulfitri. Kaum Muslim di seluruh dunia seharusnya bersatu seperti dalam pelaksanan ibadah haji.
Ibadah haji berhasil melebur umat Islam sedunia yang berbeda-beda dalam sebuah ikatan mulia, yaitu ukhuwah islamiyah. Dalam hal persaudaraan, Baginda Nabi saw. mengibaratkan kaum muslim laksana satu tubuh.
Namun sayangnya, pada kenyataan umat Islam hari ini, setelah ibadah haji, selesai pula persatuan umat. Ini terbukti pada keadaan kaum muslim di Palestina yang terus berada dalam ancaman genosida zionis Yahudi. Menyikapi genosida saudara sesama muslimnya di Palestina, para penguasa kaum muslim hanya diam menyaksikan pembantain demi pembantaian tersebut. Jika kita mundur lebih dari seratus tahun ke belakang, di masa kekhalifahan Islam, yang memberi khutbah dalam ibadah haji adalah khalifah. Khutbah dari khalifah ini memperkuat keimanan dan persatuan umat.
Namun, sekarang setelah tidak ada khalifah. Khutbah pada haji pun dilarang bermuatan politik oleh penguasa negeri Arab. Mengapa bisa seperti ini? Karena penguasa negeri-negeri muslim saat ini sudah menjadi boneka orang-orang Barat untuk melanggengkan ideologi kapitalisme dengan sekularisme sebagai asasnya.
Paham nasionalisme dan konsep negara- bangsa (nation- state) yang diusung ideologi kapitalisme telah memecah-belah persatuan kaum muslim dan menghapuskan ukuwah Islamiyah. Akibatnya, kaum muslim terkungkung sekat imajiner ketika ingin menolong saudara seimannya.
Bila kita amati, persoalan umat di Palestina, Myanmar, India, Cina dan di berbagai tempat lainnya di dunia, hanya bisa dituntaskan oleh persatuan umat yang dipimpin oleh khalifah. Sebab, khalifah adalah perisai umat yang akan melindungi dan menjaga semua kepentingan umat.
Kekuatan militer kaum muslim yang sangat besar di seluruh negeri Islam akan disatukan oleh khilafah dan digerakkan untuk berjihad melawan berbagai penjajahan, tak terkecuali penjajahan yang saat ini dilakukan zionis Yahudi atas negeri Palestina. Di atas kepemimpinan khalifah umat Islam akan menciptakan tatanan kehidupan dunia yang aman, sejahtera di bawah naungan syariah Islam.