
Oleh: Khaulah Tsuraya
Linimasanews.id—Blackout atau pemadaman listrik secara besar-besaran dalam jangka waktu yang lama terjadi di Pulau Sumatra 4 Juni 2024 (Tempo.co, 6/6/2024). Waktu pemadaman yang lama, bahkan tembus 24 jam ini berpengaruh kepada pengusaha-pengusaha kelas menengah karena terhambatnya sistem produksi ataupun sistem usaha.
Pemadaman terjadi karena adanya gangguan di pusat kelistrikan di Linggau-Lahat, Sumatra Selatan. Hal tersebut berdampak pada jutaan pelanggan PLN di beberapa wilayah di Sumatra Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, dan Bengkulu.
Blackout ini menunjukkan bahwa ada kekurangan dalam pemeliharaan listrik sebagai kebutuhan hidup masyarakat yang menjadi tanggung jawab negara. Sumatra sebagai pulau terbesar ketiga di Indonesia dan keenam di dunia, dengan jumlah penduduk sekitar 59 juta jiwa ini, pada masa mendatang pasti akan terjadi permintaan penambahan listrik. Hal ini butuh profesionalisme pengelolaan SDA.
Sayangnya, makin membuka lebar peluang bagi asing untuk berinvestasi di dalamnya. Inilah akibat pengelolaan SDA oleh swasta (asing). Kapitalisasi SDA pun menguat dengan dasar yang khas ala kapitalis, yaitu mengeluarkan modal sesedikit mungkin dan meraup untung sebanyak-banyaknya.
Padahal, dalam Islam, SDA wajib dikelola oleh negara secara mandiri tanpa ada investasi asing. Pengelolaan SDA oleh negara tersebut karena terkategori kepemilikan umum. Artinya kekayaan milik umum, sehingga hasilnya mesti dikembalikan manfaatnya untuk kemaslahatan rakyat. Misalnya, tambang batu bara yang menjadi sumber pembangkit listrik. Hal tersebut wajib dikelola negara secara mandiri, tanpa campur tangan yang lain, seperti investasi swasta/asing atau semacamnya.
Listrik yang dikelola secara mandiri oleh negara diharapkan harganya layak, tidak memberatkan seluruh lapisan masyarakat. Di samping itu, listrik mestinya tersebarnya secara merata tanpa.
Hal tersebut tidak terlepas dari tanggung jawab pemimpin yang menjadi simbol negara. Pemimpin harus memiliki sifat amanah dalam menjalankan kewenangannya, mandiri dan tidak terpengaruh buruk oleh siapa pun dalam mengambil kebijakan, tetapi semata-mata untuk kemaslahatan rakyatnya. Pemimpin amanah akan membentuk negara yang baik pula. Sebab, sifat amanah itu menjaga. Yaitu, pemimpin tersebut senantiasa menjaga sikapnya agar dalam melaksanakan tugas-tugasnya bisa baik, semata untuk kepentingan masyarakat secara umum.
Terjadinya blackout dapat dicegah bila dengan Islam. Sebab, Islam agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam tidak hanya mengatur ibadah ritual saja. Islam memiliki seperangkat aturan yang lengkap dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik itu masalah individu, sosial masyarakat, bahkan terkait dengan SDA sebagaimana telah dipaparkan di atas. Dalam hal yang lebih besar, seperti negara, Islam pun punya konsep dan aturannya.