
Suara Pembaca
Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim tengah tidak baik-baik saja. Banyak terjadi bunuh diri. Kasusnya dari hari ke hari makin meningkat. Di antaranya, beberapa hari terakhir terjadi 2 peristiwa bunuh diri dalam sehari di Karimun, Kepulauan Riau (Kepri).
Polres Karimun pun mengadakan rapat dengan pemuka agama dan instansi terkait untuk membahas penanganan kasus bunuh diri. Masyarakat juga diminta ikut berperan memberikan pesan dan ilmu agama yang berpengaruh kepada keimanan sehingga kasus bunuh diri bisa teratasi (ulasan.co, 5/7/2024).
Apa penyebab gangguan mental ini? Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan mental, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan. Melambungnya harga bahan pokok dan susahnya mencari pekerjaan menjadikan seseorang terjerat pinjaman online (pinjol) bahkan judi online (judol). Selain itu, ada pengaruh tuntutan gaya hidup hedon.
Di sisi lain, saat ini pendidikan tidak mampu melahirkan umat yang kuat dan bermental baja. Tidak bisa menjadikan pelajar memiliki sikap dan perilaku mulia (islami). Semua itu karena sistem yang diterapkan saat ini ialah kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan.
Watak dari sistem kapitalis sekuler ini berasaskan manfaat, sehingga apa pun itu diukur dengan materi. Di sistem ini tidak mengenal halal haram, tidak menjadikan individu-individu pandai bersyukur (keimanan yang lemah).
Sementara dalam sistem Islam yang berasal dari Sang Khalik, negara sangat berperan menjaga dan mengayomi rakyatnya, termasuk dalam hal ekonomi dan pendidikan. Karena itu, umat butuh negara (Daulah Khilafah Islamiyah) yang menerapkan syariat Islam secara kafah. Dengan peran negara ini, akan ada peran dari masyarakat dan keluarga yang juga bertakwa. Dengan begitu, gangguan kesehatan mental bisa teratasi dengan sempurna.
Juwati