
Oleh: Resti Ummu Faeyza
Linimasanews.id—Tewasnya Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah menjadi perbincangan hangat. Sebagaimana diketahui, peristiwa nahas tersebut terjadi pada Senin, 8 Juli 2024.
Saat rekan-rekan OSIS sedang mengadakan rapat persiapan lomba, hari tersebut ternyata juga bertepatan dengan hari ulang tahun Fajar Nugroho yang merupakan ketua OSIS SMAN 1 Cawas. Seperti kejutan yang biasa dilakukan siswa kebanyakan, teman-teman sesama OSIS kemudian membubuhi Fajar dengan tepung dan menceburkannya ke dalam kolam ikan yang terdapat di sekolah tersebut.
Namun nahas, saat Fajar mencoba menyelamatkan diri dengan berpegangan pada paralon, ternyata di dalamnya terpasang kabel dan menyebabkan Fajar tersengat listrik yang berujung pada meninggalnya sang Ketua OSIS.
Sungguh miris, kejutan yang diharapkan menjadi sebuah momen untuk bercanda ria, justru berakhir maut. Dapat kita bayangkan bagaimana suasana tawa menjadi sebuah kepanikan. Tentu saja, kepanikan, ketakutan, dan kesedihan bukan hanya dirasakan oleh para siswa yang berada di lokasi, tetapi juga jajaran tenaga pengajar dan pegawai sekolah tersebut. Pihak sekolah sendiri mengatakan bahwa kejadian tersebut merupakan sebuah spontanitas dan tidak ada niatan untuk mencelakai.
Dikutip dari soloraya.solopos.com, Kepala SMAN 1 Cawas, Arik Sulistyorini, mengatakan peristiwa yang menimpa ketua OSIS itu di luar kuasa sekolah. “Itu di luar kuasa kami. Kejadiannya semua tak terduga. Selama 20 tahun kolam itu ada di sekolah, tidak pernah terjadi apa-apa,” kata Arik saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (10/7/2024).
Pihak sekolah juga mengaku bersegera dalam mengintropeksi diri juga segera melakukan evaluasi atas kejadian tersebut.
Generasi Minim Adab, Jauh dari Syariat
Peristiwa petaka yang terjadi disalah satu sekolah menengah atas di klaten menjadi sebuah catatan penting tentang generasi usia muda. Usia yang seharusnya sudah mengalami kematangan dalam berpikir dan bertindak, justru saat ini malah bertindak merusak dan merugikan orang lain. Perayaan ulang tahun sejatinya tidak ada dalam syariat islam. Apalagi sampai melakukan tindakan yang bersifat sia-sia hingga mencelakai.
Evaluasi tentu saja dibutuhkan. Generasi hari ini memiliki adab yang minim. Adab yang bobrok. Bukan hanya kepada orang yang lebih tua, tetapi juga kepada sesama teman sebaya. Selain itu, kematangan berpikir generasi muda hari ini sangatlah jauh dari kata cemerlang. Bertindak tanpa berpikir panjang apa akibat yang akan diterima. Dan tentu saja berlepas dari hukum halal dan haram suatu perbuatan.
Syariat Membimbing Segala Bentuk Perilaku
Segala bentuk perbuatan yang dilakukan anak-anak hingga usia dewasa tentu saja butuh adanya pendampingan, tuntunan. Islam memiliki suri tauladan sepanjang masa yaitu Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Segala bentuk perbuatan beliau dibimbing langsung oleh wahyu, yang tak lain adalah kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga apa pun yang dilakukan oleh beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam merupakan perilaku yang memiliki tujuan yang baik dan mendatangkan pahala, bukan kemudharatan.
Generasi muda saat ini sungguh sangat jauh dari apa yang telah dicontohkan Nabi. Oleh karena itu, berbagai pihak yang bertanggung jawab, bukan hanya orang tua saja, tetapi juga masyarakat, pihak sekolah bahkan negara, wajib menyampaikan dan menerapkan syariat berikut juga segala sesuatu yang telah dicontohkan Nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, segala tindak perilaku manusia khususnya dikalangan generasi muda dapat sesuai dengan fitrah dan mempertimbangkan halal dan haram atas sebuah tindakan agar tidak akan terjadi lagi hal yang sia-sia. Waktu yang mereka miliki akan bermanfaat dan menyebarkan rahmat di seluruh alam semesta. Wallahualam bishshawwab.