
Oleh: Anizah
Linimasanews.id—Kasus kemiskinan di Indonesia setiap tahunnya naik. Akan tetapi, beda halnya di tahun 2024. Dilansir dari laman CNN Indonesia (2/7/2024), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia mengalami penurunan angka kemiskinan. Sepanjang Maret 2023 hingga Maret 2024 jumlah penduduk miskin turun 680 ribu orang. Angka kemiskinan RI per Maret 2023 mencapai 9,56 persen atau 25,9 juta orang, Maret 2024 menjadi 9,03 persen atau 25,22 juta orang.
Sama halnya, penurunan angka kemiskinan terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dikutip dari laman Jawapos (31/7/2024), BPS Kabupaten Blora mencatat, angka kemiskinan mengalami penurunan. Meski tidak signifikan, tercatat pada 2022 penduduk miskin sebesar 11,53 persen, kemudian pada tahun 2023 turun menjadi 11,49 persen. Pemkab Blora pun akan melakukan kerja keras lagi agar di tahun 2024 angka kemiskinan bisa turun menjadi 10,84 persen sesuai target.
Untuk mewujudkan semua itu, Bupati Arief akan melakukan beberapa terobosan, yaitu dengan mengajak BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang ada di Kabupaten Blora, termasuk pihak swasta lain untuk bekerja sama. Salah satu keterlibatan BUMD dan pihak swasta itu adalah program renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan pembangunan jambanisasi (Kabupaten Blora, 13/2/2024).
Tidak Menyentuh Akar Masalah
Berbagai cara memang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, tetapi hingga saat ini tidak juga menunjukan hasil sesuai harapan. Bahkan, di beberapa wilayah di Indonesia justru mengalami kenaikan angka kemiskinan ekstrem. Ini menunjukan bahwa semua upaya tersebut belum pas kerena tidak menyentuh akar persoalan.
Upaya mengadakan program bantuan rumah, misalnya, pemerintah memang memberikan bantuan rumah, tetapi itu hanya untuk segelintir masyarakat. Padahal, masih banyak keluarga yang tidak memiliki rumah.
Di sisi lain, jumlah lapangan kerja yang terbatas dan tidak memadai membuat para lelaki sulit mencari kerja. Kalaupun ada lapangan kerja, mayoritas untuk perempuan. Besarnya gaji pun tidak sebanding dengan tingkat kebutuhan ekonomi pada saat ini. Jadi, masyarakat dengan upahnya yang pas-pasan harus memikirkan pengeluaran konsumsi, pendidikan, kesehatan, dan sewa rumah bagi yang belum punya rumah. Semua itu jelas tidak akan cukup, jika hanya bersandar pada kepala keluarga.
Pemerintah pun terlihat berlepas tangan dari tanggung jawabnya dengan membuat regulasi yang menyulitkan rakyat, seperti BPJS, undang-undang Omnibus Law, mengurangi subsidi atau mencabut subsidi, dll.
Kapitalisme Sumber Kerusakan
Sejatinya, kemiskinan pada hari ini sebenarnya disebabkan oleh kemiskinan terstruktur dan sistematis. Dari awal kemerdekaan Indonesia hingga saat ini, masyarakat selalu hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal, negara yang kaya raya akan sumber daya alam, mulai dari hutan, laut, minyak bumi, gas, batu bara, hingga emas. Mengapa bisa demikian?
Kemiskinan tidak akan pernah terselesaikan karena sistem ekonomi yang diterapkan saat ini adalah sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ini lahir dari akal manusia. Sistem ini tidak pernah sedikit pun melirik hukum syarak, bahkan mencampakkannya.
Ada dua kelemahan sistem ekonomi kapitalisme sehingga tidak bisa menyelesaikan permasalahan kemiskinan. Pertama, adanya kebebasan kepemilikan, siapa saja boleh memiliki termasuk sumber daya alam yang menjadi hajat hidup orang banyak.
Contohnya, barang tambang batu bara saat ini mayoritas dikuasai oleh swasta. Padahal, batu bara sebagai bahan bakar sangatlah diperlukan bagi terpenuhinya kebutuhan manusia. Diketahui, sebagian besar pembangkit listrik menggunakan bahan bakar batu bara. Alhasil, tarif listrik mahal karena SDA dikuasai swasta.
Andai saja batu bara dikelola negara, maka tidak akan mahal. Sebab, jika sudah terkait swasta maka orientasinya hanyalah keuntungan perusahaan, bukan lagi pada terpenuhinya hak rakyat. Ini baru batu baru, belum barang tambang yang lainnya. Jika semua itu dikelola negara, maka Indonesia tidak harus berutang untuk menutupi defisit APBN.
Selain itu, dalam sistem kapitalisme, kekayaan terkonsentrasi hanya pada segelintir orang, yaitu golongan elite, sementara mayoritas masyarakat tidak punya kekuatan, tersendat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kedua, negara korporatokrasi. Pemerintah selalu menggandeng pihak swasta untuk menjalankan program. Salah satunya dalam program pengentasan kemiskinan, pemerintah hanya bertugas sebagai regulator, menetapkan kebijakan agar swasta dan rakyat mendapatkan maslahat bersama. Jika sudah sudah menggandeng swasta, pastilah mencari keuntungan. Alhasil, tarifnya mahal. Sungguh korporatokrasi tidak bisa menuntaskan semua masalah di dalam negeri ini. Korporatokrasi hanya menghasilkan kebijakan yang menguntungkan pihak pengusaha.
Islam Solusinya
Islam adalah agama yang sempurna, bukan hanya agama ritual. Islam mampu memberikan solusi dari setiap masalah jika diterapkan dalam negara. Sistem Islam yang sempurna memiliki jaminan agar kemiskinan bisa diselesaikan. Islam juga memahami kemiskinan akan melahirkan banyak masalah lainnya, di antaranya kriminalitas dan kejahatan yang memicu orang untuk mendapatkan uang dengan cara haram.
Islam memiliki mekanisme dalam mengentaskan kemiskinan, di antaranya: Pertama, negara Islam menjamin kebutuhan pokok masyarakat dengan memberi kemudahan pada setiap laki-laki untuk mendapatkan pekerjaan. Negara akan membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan. Yang tidak bisa bekerja akan diberi keterampilan agar ia bisa bekerja atau diberi modal untuk membuka usaha. Negara juga menjamin dan memenuhi aspek pendidikan, kesehatan, serta keamanan untuk rakyatnya secara gratis.
Kedua, negara mengatur regulasi kepemilikan individu, umum, dan negara. Untuk kepemilikan umum tidak boleh diberikan pengelolaannya kepada swasta dan asing, seperti padang rumput (hutan), air, listrik, danau, laut, jalan, atau pun barang tambang (emas, batu bara, minyak bumi, dan yang lainnya). Semua itu akan dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat dan bisa digunakan untuk membiayai segala kebutuhan rakyat.
Demikianlah mekanisme dalam Islam dalam mengentaskan kemiskinan. Hanya dengan Islam semua problematika umat bisa terselesaikan.