
Oleh: Irawati Tri Kurnia (Ibu Peduli Umat)
Ipteng—Saat ini segala hal yang berkaitan dengan Islam selalu dicap buruk. Banyak sekali ucapan yang menyeru masyarakat untuk berhati-hati dengan ngaji Islam atau acara-acara pengajian. Contohnya, ucapan, “Hindari ngaji Islam yang disusupi paham radikal.”
Apakah Islam sebahaya itu? Masalahnya, imbauan-imbauan begini terlalu sering diucapkan dan membuat generasi muda menjadi takut ngaji Islam. Lalu, bagaimana kita menyikapinya?
Takut itu manusiawi. Misalnya, di depan kita ada ular, lazimnya kita ketakutan dan langsung lari secepatnya. Takut adalah respons wajar seorang manusia ketika di hadapannya ada ancaman atau bahaya.
Namun, mengapa dibangun takutnya pada Islam? Ancamankah Islam? Iya, ancaman, tapi bagi musuh Islam. Musuh Islam, dalam hal ini adalah Barat, sengaja melakukan berbagai upaya untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam yang benar. Mereka sengaja membuat rencana agar umat Islam merasa takut terhadap agamanya sendiri.
Dahulu Islam pernah berjaya selama 13 abad lebih. Pada tahun 1924 Islam berhasil diruntuhkan oleh Barat dan digantikan dengan sistem sekularisme kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Barat yang terus mempromosikan gaya hidup Barat yang sekuler liberal. Yaitu, kehidupan yang serba bebas tanpa aturan. Jelas ini bertentangan dengan Islam.
Dari masa itu sampai sekarang, Islam terus jadi ancaman bagi kekuasaan kapitalisme. Jadilah musuh-musuh Islam itu terus berusaha keras mencari cara itu Islam tidak kembali lagi. Caranya, dengan membuat pemeluknya fobia (takut) pada ajaran Islam. Dibuatlah narasi-narasi Islam itu berbahaya, radikal, jangan dekat-dekat Islam, jangan mau diajak ngaji Islam, dan semisalnya.
Padahal, realitasnya Islam itu jauh dari yang dituduhkan kapitalisme. Islam itu Allah turunkan lewat Rasulullah saw. untuk menjadi rahmat. Tidak hanya untuk muslim, tetapi juga untuk nonmuslim, bahkan bagi semua makhluk di dunia.
Islam memang bertentangan dengan sekularisme. Islam memandang setiap aspek kehidupan tidak terpisah dari akidah Islam. Artinya, aturan hidup yang dipakai adalah aturan hidup Islam yang berasal dari Allah Swt. Manusia jelas harus terikat dengan syariat Allah, bukan bebas tanpa aturan. Kita harus memperhatikan batas-batas yang ditetapkan Allah berupa halal haram atau wajib, mandub (sunah), makruh, haram dan mubah.
Sayangnya, kaum muslim saat ini banyak yang terseret paradigma kapitalisme karena umat Islam sedang dikuasai pemikiran sekuler liberal, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Dampaknya, umat Islam tidak mengetahui ajaran Islam sampai mendalam. Sebatas mengetahui syahadat, salat, zakat, puasa, dan naik haji.
Akibatnya, generasi muslim saat ini menjadi generasi yang mudah sekali dimanipulasi orang. Tidak memiliki pengetahuan tentang Islam sehingga tidak memahami Islam itu adalah rahmat bagi seluruh alam. Akhirnya, benar dan salah diserahkan pada intuisi atau perasaan hati. Hal ini diperkeruh dengan bertebarannya stigma negatif terhadap Islam di berbagai media, sehingga sudah lebih dulu ketakutan dengan kajian Islam. Alhasil, makin tidak mengerti Islam karena makin menjauh dari Islam, makin tersesatlah hidupnya.
Agar tidak mudah tersesat, maka kita membutuhkan sekali ilmu (tsaqofah) Islam. Jika ada fitnah tentang Islam, jangan sebatas menebak, tetapi harus mengetahui lebih dalam ajaran Islam sampai betul-betul mengetahui ajaran Islam yang sesungguhnya.
Allah sudah memberi petunjuk dalam Al-Qur’an tentang benar dan salah, baik dan buruk. Seharusnya, jika kita akan menentukan sebuah kajian Islam itu baik atau buruk, kita harus perhatikan firman Allah di dalam Al-Qur’an surah Az-Zumar ayat 9: “Sungguh orang yang berakal lah yang dapat menerima Pelajaran.” Dari sini tampak bahwa yang bisa menerima barakah dari Allah hanya yang mau belajar Islam.
Selain itu, ngaji Islam ini juga kewajiban. Rasulullah Sallahu Alaihi wasam bersabda, “Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR Ibnu Majah).
Islam juga memuliakan orang-orang yang mencari ilmu dengan memudahkan jalannya menuju surga. Jika umat Islam paham penting dan wajibnya ngaji Islam, mereka tidak akan takut lagi. Sebaliknya, malah bersemangat dan berbondong-bondong ngaji Islam.
Mirisnya, ketakutan terhadap Islam makin disuburkan oleh negara yang menerapkan sistem sekularisme kapitalisme dalam setiap kebijakannya, seperti sistem pendidikannya. Melalui kurikulumnya yang sekuler, anak-anak kaum muslimin dibuat makin sekuler, alias makin mantap untuk tidak memilih Islam sebagai jalan hidup.
Ditambah lagi, penyebaran islamofobia masif di semua media. Media yang ada di bawah kendali penguasa ini memang menjadi alat jitu untuk menyebarkan fitnah pada Islam dan membingkai Islam sebagai sistem kehidupan yang tidak layak. Apalagi aktivitas penyebaran islamofobia ini dijamin oleh HAM dan dianggap sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. Meskipun ada penghinaan dan pelecehan ke Islam, tidak ada sanksi tegas. Jadi, makin besarlah opini bahwa ngaji Islam itu menakutkan.
Seyogianya kita jangan mudah percaya itu. Sejatinya yang kita perlukan adalah kembalinya kehidupan Islam di bawah institusi negara Islam, yaitu Khilafah. Khilafah tidak akan membiarkan islamofobia ini menyebar luas. Caranya, dengan penerapan sistem pendidikan berbasis akidah Islam, yang akan membentuk generasi muda yang memiliki kepribadian Islam. Tiap individu akan dipastikan paham betul tentang ajaran Islam dan menjadi hamba Allah yang bertakwa.
Tidak cukup ini saja, Khilafah juga akan mengendalikan media agar tidak menyebarkan informasi yang berisi pemikiran di luar Islam. Media juga digunakan juga untuk mengedukasi masyarakat tentang ajaran Islam. Jadi, saat kita menontonnya, justru terdorong untuk beramal salih.
Jika masih ada yang menyebarkan fitnah Islam, ada sistem sanksi Islam yang ditegakkan oleh Khilafah. Misalnya, ketika ada pihak yang menghina, memfitnah, dan melecehkan Islam, maka akan disanksi dengan hukuman yang sesuai dengan syariat yang bisa memberikan efek jera dan bisa menjadi penebus dosa bagi pelakunya.
Sayangnya, saat ini negara Khilafah belum ada. Maka, di sinilah peran kita untuk ikut ngaji Islam secara kafah. Jangan mau dimanipulasi lagi. Kita harus menjadi muslim yang kuat dengan ikut pembinaan Islam dan menjadi muslim yang serius memperjuangkan kembalinya kehidupan Islam melalui aktivitas dakwah. Maka, umat Islam harus segera bangkit dan bergabung dengan kelompok dakwah Islam ideologis. Umat harus terus bersama memahami agama Islam secara kafah dan menegakkan Khilafah.