
Oleh: Puji Yuli
Linimasanews.id—Jumlah korban berjatuhan terus bertambah. Akibat kekejaman zionis Israel, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan 40.334 orang tewas sejak Oktober 2023. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak (detik.com, 25/08/2024).
Kondisi kaum muslim di Gaza, Palestina sangat memprihatinkan. Kebiadaban zionis Israel atas warga Gaza di luar batas kemanusiaan. Sungguh warga Palestina perlu uluran tangan dan bantuan tentara negeri-negeri muslim untuk bisa melawan Zionis Israel. Bukan sekadar bantuan makanan, pakaian maupun obat-obatan.
Genosida atas kaum muslim yang terjadi di Gaza itu merupakan perang ideologi. Sayangnya, para pemimpin negeri-negeri musim kurang peduli terhadap nasib dan penderitaan warga Gaza yang dijajah dan dibunuh secara sadis oleh Zionis. Mereka hanya sekadar melakukan kecaman maupun memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan, pakaian dan obat-obatan. Padahal yang menjadi kebutuhan utama kaum muslimin Gaza adalah rasa aman. Mereka butuh militer yang bisa mengusir penjajah zionis dari bumi Gaza, Palestina.
Melihat kondisi tersebut terbersit pertanyaan, kapan derita kaum muslim Gaza akan berakhir? Jika ditilik, penerapan kapitalisme dan sekularisme menjadi faktor langgengnya kekejaman zionis Israel di Gaza. Sementara, hakikatnya kaum muslim itu bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu bagian tubuh itu yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan rasa sakit.
Namun, sekularisme kapitalisme menyebabkan sekat nasionalisme hingga para pemimpin di negeri-negeri muslim justru tidak merasa satu tubuh. Ide nasionalisme yang ada membuat pemimpin negeri-negeri muslim menganggap bahwa penderitaan kaum muslim di Gaza bukan urusan mereka. Yang mereka pikirkan adalah kondisi yang ada di negerinya saja.
Oleh karena itu, perlu ada persatuan kaum muslim di bawah satu komando kepemimpinan yang berdasarkan Islam dan Al-Qur’an. Hal ini perlu diwujudkan agar kaum muslim bisa membantu Gaza dengan mengirimkan tentara agar bisa melawan zionis.
Dengan adanya kesatuan kepemimpinan bagi umat Islam, zionis penjajah Israel bisa diusir dari Palestina. Sebagaimana dahulu Khalifah Umar bin Khattab dan Salahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Palestina. Dengan persatuan dan penerapan Islam kafah, permasalahan kaum muslim bisa terselesaikan, umat bisa merasakan kedamaian dan kesejahteraan.