
Oleh: Devy Wulansari S.Pd.
(Aktivis Muslimah Malang)
Linimasanews.id—Kabar tidak menyenangkan kini tengah menimpa Nikita Mirzani. Pasalnya, anak gadisnya, Laura Meizani Nasseru Arsy atau akrab disapa Lolly dikabarkan hamil di luar nikah dan juga melakukan aborsi. Diketahui sebelumnya, hubungan Nikita dengan Lolly kurang baik semenjak anaknya memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya di luar negeri dan kabur dari asrama. Namun, kini telah beredar kabar bahwa Lolly sudah pernah hamil di luar nikah.
Hal itu tentu saja membuat Nikita Mirzani merasa geram. Melalui live di media sosialnya, wanita yang akrab disapa Nyai itu menyebutkan bahwa ada masalah pada sang anak gadis meski kini mengubah penampilannya menjadi berhijab. Ia membenarkan jika Lolly telah melakukan aborsi (tvonenews.com, 30/8/2024).
Di tempat yang berbeda, sepasang kekasih berinisial DKZ (23) dan RR (28) ditangkap polisi karena melakukan aborsi di Pegadungan, Kalideres. DKZ diketahui telah mengandung delapan bulan. Tersangka DKZ sudah hamil sejak bulan Januari. Akhirnya sepakat dengan pacarnya untuk gugurkan kandungan, ujar Kapolsek Kalideres Kompol Abdul Jana. Jana menjelaskan bahwa DKZ dan RR tinggal bersama di sebuah rumah kos di Pegadungan.
Keduanya menjalin hubungan gelap, karena RR sudah memiliki istri. Pada 8 Agustus 2024, pasangan ini memutuskan membeli obat aborsi melalui toko daring seharga Rp1000.000. DKZ kemudian mengonsumsi obat tersebut pada 13 Agustus 2024. Kemudian pada 14 Agustus 2024, DKZ merasa mulas dan akhirnya mengeluarkan sang bayi yang sudah meninggal dunia. RR kemudian memotong ari-ari bayi tersebut dan menguburkannya di TPU Carang Pulang, Pagedangan, Tangerang Selatan. Setelah itu, RR melarikan diri ke rumah temannya di Karawaci, Kabupaten Tangerang (Kompas.com, 30/8/2024).
Sekularisme-Kapitalisme Biang Kerusakan
Maraknya aborsi adalah dampak pergaulan bebas. Ada banyak faktor yang terkait, di antaranya adalah rusaknya tata pergaulan, gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak generasi berakhlak mulia, kebijakan negara yang memfasilitasi pergaulan bebas, sistem sanksi yang tak menjerakan, juga maraknya tayangan yang menjerumuskan. Semua adalah buah dari penerapan sistem sekularisme kapitalisme dalam kehidupan. Paham liberal yang dihasilkan dari sistem sekularisme diadopsi oleh generasi dan mengakibatkan berbagai kerusakan. Moral generasi menjadi rusak, berkepribadian liberal, bahkan tidak takut pada Sang Pencipta dan Pengatur, yakni Allah Swt.
Keberhasilan sekularisme melahirkan generasi rusak dapat kita ketahui dari beberapa indikasi. Pertama, tercerabutnya nilai-nilai agama (Islam) dari generasi hingga akhirnya menjadi individu hedonis dan liberal. Kedua, pendidikan diharapkan mencetak generasi unggul dan bermartabat justru melahirkan generasi rapuh tanpa adab. Pendidikan sekuler yang diterapkan memisahkan agama dari kehidupan. Ketiga, orang bebas berbuat, bebas memiliki, bebas beragama, dan bebas berpendapat. Semua itu dilindungi oleh negara. Dari beberapa indikasi di atas, dapat diketahui bahwa sekularisme adalah biang dari berbagai kerusakan yang menimpa manusia, termasuk generasi.
Back to Islam
Negara tampak lemah tidak berdaya memperbaiki kondisi generasi yang kian hari terus menunjukkan kerusakan yang makin parah. Generasi mudah mengakses tontonan porno, kekerasan, dan tindakan kriminal terjadi di jalan-jalan, dsb. Seharusnya, semua ini menyadarkan kita bahwa tidak ada satu pun kebaikan yang dihasilkan dari sistem sekuler. Generasi yang lahir hanya cakap ilmu, tetapi bobrok dalam prilaku. Lalu, kita harus mengarahkan pandangan pada sistem Islam yang bisa melahirkan generasi terbaik.
Islam mengharamkan pergaulan bebas/zina dan aborsi. Negara akan menutup semua celah melalui berbagai aspek, di antaranya penerapan pergaulan Islam, menerapkan kurikulum yang berbasis akidah Islam, memberikan sanksi yang menjerakan, juga menata media agar menginformasikan kebaikan dan ketakwaan. Islam memiliki tiga pilar yang akan menjaga umat tetap dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Wallahualam bishawab.