
Oleh: Fuji (Aktivis Dakwah)
Linimasanews.id—Suasana di Selambo mencekam. Kawanan geng motor bertindak brutal membakar Posko Forum Perumahan dan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS) di Jalan Selambo, Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatra Utara. Selain membakar Posko, para pelaku yang menenteng senjata api dan berbagai jenis senjata tajam itu juga membakar sejumlah sepeda motor dan satu unit bentor serta membacoki warga tanpa pandang bulu.
Tiba-tiba dari arah Jalan Bangun Setia, puluhan pemotor dengan kecepatan tinggi dan knalpot brong datang menuju ke arah posko. Gerombolan geng motor tersebut dikatakan langsung melakukan penyerangan secara brutal. Sontak warga terkejut dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing (Posmetromedan, 16/9/2024).
Inilah satu dari banyaknya problem yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sistem sosial yang diatur oleh kapitalisme telah tampak nyata menciptakan kerusakan. Kehidupan liberal yang serba bebas menjadikan manusia merasa bisa berbuat semaunya sesuai kehendaknya, tidak peduli perbuatannya menzalimi orang lain atau tidak. Dengan berlindung atas nama hak asasi manusia (HAM), individu dalam sistem ini bebas melakukan tindakan, sekalipun merugikan orang lain ataupun dirinya sendiri selama perbuatannya mereka anggap menghadirkan rasa puas dan bahagia.
Padahal, secara fitrah, manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa saling bergantungan dan membutuhkan satu sama lain. Namun, sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan) dalam sistem yang ada saat ini telah berhasil merusak fitrah tersebut.
Dampaknya, tatanan sosial makin rusak hingga berimbas pada rusaknya seluruh aspek kehidupan. Kapitalisme ibarat api yang telah mengubah dan merusak seluruh sendiri kehidupan, termasuk menciptakan gangguan mental pada generasi dan masyarakat, sampai-sampai mereka kehilangan identitasnya sebagai makhluk sosial.
Sistem kapitalisme telah sukses menjadikan sebagian masyarakat tidak memahami agamanya. Seluruh perbuatannya hanya bersandar pada hawa nafsu dan akal semata. Di samping itu, asas manfaat menjadi tolok ukur perbuatan dan materi sebagai standar kebahagiaan. Jadi, tidak heran kehidupan masyarakat dan generasi muda pun makin rusak.
Penyerangan dan penganiayaan dianggap wajar dalam sistem kehidupan kapitalisme. Bahkan, para pelakunya bisa tidak peduli sekalipun perbuatannya mengakibatkan hilangnya nyawa dan merugikan orang lain. Sebaliknya, sebagian justru menikmati dan merasa bahagia. Para pelaku tidak merasa takut melakukan penganiayaan terhadap orang lain yang mereka anggap musuh.
Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan ini pun melahirkan generasi muda yang tumbuh tanpa iman dan ketakwaan. Pengeroyokan dan tindakan anarkis yang mengerikan serta meresahkan di atas sejatinya adalah gambaran kegagalan sistem pendidikan sekuler dalam mencetak generasi berkualitas.
Islam Solusi Tuntas
Islam hadir sebagai agama yang sempurna. Bukan hanya mengatur sebatas ibadah ritual semata, Islam juga sebagai aturan yang dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan masyarakat. Sistem sosial budaya Islam yang khas, yaitu budaya amar makruf, akan menjadikan setiap individu saling memperhatikan sesama di tengah masyarakat.
Di samping itu, dalam sistem Islam, pengeroyokan dan tindakan anarkis tidak akan terjadi karena individu masyarakat paham bahwa menyakiti atau menzalimi orang lain adalah suatu perbuatan dosa besar.
Dalam hal ini, peran negara juga sangat dibutuhkan. Negaralah pengurus dan pelindung masyarakat. Dibutuhkan kesigapan dan kesiapan negara dalam menyelesaikan permasalah di tengah-tengah masyarakat. Dalam menyelesaikan problem ini, negara menerapkan kebijakan dengan merujuk pada Al-Qur’an dan sunnah.
Negara juga berfungsi sebagai media yang efektif dalam menyebarkan syariat Islam yang akan semakin menumbuhkan suasana keimanan di tengah-tengah masyarakat. Penanaman akidah ini dilakukan di berbagai lapisan, mulai dari sekup terkecil yaitu keluarga, lalu masyarakat dan negara. Dengan begitu, setiap individu memiliki akidah yang kuat dan setiap perbuatannya akan senantiasa terikat dengan hukum syariat Islam.
Dari keluarga yang memiliki akidah dan ketakwaan yang kuat akan melahirkan generasi yang mampu mengatur kehidupan bermasyarakat sesuai syariat islam. Sementara itu, sistem Islam yang telah ditetapkan di tengah masyarakat berlaku sebagai kontrol, sehingga setiap individu akan senantiasa sangat peduli dengan sesamanya. Dengan begitu, jika ada perbuatan maksiat yang dapat merugikan orang lain, seperti penganiayaan atau tindakan anarkis, secara sigap akan bersegera menasihati dan berusaha mencegahnya dengan cara yang makruf.
Sementara itu, negara (Khilafah) yang memiliki kewajiban mengurus dan melindungi masyarakat akan sangat serius dalam penjagaan masalah akidah umat sehingga mereka senantiasa hidup dalam ketaatan. Keimanan yang senantiasa ditanamkan di tengah-tengah masyarakat akan melahirkan generasi yang bertakwa, yaitu generasi yang senantiasa melaksanakan perintah Allah Azza Wa Jalla dan menjauhi segala larangan-Nya.
Sudah sangat jelas, sistem kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan, sehingga hanya melahirkan kerusakan di tengah masyarakat, menjadikan masyarakat bebas tanpa batas sehingga tidak lagi sesuai dengan fitrahnya. Maka, sudah saatnya umat Islam bangkit dan beralih pada sistem kehidupan yang sesuai dengan fitrah, sistem yang membawa keselamatan dan kenyamanan serta kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat, sistem yang di bawah naungan Daulah Khilafah. Sistem ini telah terbukti mampu melahirkan generasi cemerlang pembangun peradaban. Hanya sistem Islam satu-satunya pemecah problematika masyarakat dalam bingkai negara Khilafah.