
Oleh: Nuri Handayani (Aktivis Muslimah)
Linimasanews.id—Banyak buah dari luar masuk ke Indonesia, termasuk anggur muscat yang saat ini viral karena beberapa pedagang menjual dengan harga yang murah dan ada juga yang mahal. Rasanya yang manis, teksturnya renyah, dan tampilannya menarik membuat peminat buah makin membludak saat harganya terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah.
Namun, belakang tersebar video yang menyatakan bahwa ada racun yang berbahaya terdapat di anggur muscat. Beberapa negara talah menguji di laboratorium untuk membuktikannya. Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) menyatakan bahwa dari 24 sampel anggur shine muscat, ada 23 sampel yang terbukti mengandung residu pestisida dengan kadar yang melebihi batas wajar. Berbeda dengan Malaysia yang menyatakan bahwa anggur muscat tidak ditemukan residu pestisida (CNNIndonesia, 1/11/2024).
Indonesia tidak tinggal diam. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) melakukan uji rapid rest dan hasilnya anggur muscat tidak terbukti mengandung residu pestisida seperti video yang viral tersebar dan dinyatakan aman (CNNIndonesia, 1/11/2024). Namun, masyarakat tetap harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi agar terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan.
Kesimpangsiuran ini membuat masyarakat kalangan bawah menjadi bingung. Padahal, sulit mengonsumsi makanan sehat dengan harga terjangkau. Hal ini menunjukkan kurangnya penjagaan terhadap makanan yang masuk ke negara (impor). Akibat menerapkan sistem kapitalis sekuler, alhasil selama makanan diminati konsumen dan menghasilkan keuntungan, efeknya bagi masyarakat dianggap bukan hal penting.
Dalam sistem kapitalis sekuler, standarnya adalah bisnis. Selama ada peluang keuntungan yang besar, tidak peduli berbahaya atau tidak, impor dianggap bukan masalah. Maka dari itu, masyarakat harus makin jeli, hati-hati, dan cerdas dalam memilih makanan yang halal dan toyib.
Islam Mengatur Soal Pangan
Islam adalah agama yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai teladan dan pedoman hidup bagi seluruh manusia hingga akhir zaman. Islam juga mengatur seluruh aktivitas manusia. Terkait kebutuhan pangan, Islam memandang sebagai hal yang sangat penting karena akan mempengaruhi aktivitas bahkan akan berdampak buruk jika masyarakat mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Standar pangan Islam adalah halal dan toyib. Jadi, tidak hanya halal tapi juga toyib karena Islam menjamin kesehatan masyarakat. Allah Swt. berfirman,
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ١٦٨
“Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.” (QS Al Baqarah: 168).
Untuk itu, jika Islam diterapkan, negara akan mengurusi pangan dan menyediakan makanan bergizi dengan harga yang sangat terjangkau. Inilah gambaran Islam sangat mengurusi umat, bukan demi mencari keuntungan materi semata. Sungguh umat butuh negara yang mengatur semua urusan dengan Islam. Sebab, hanya dengan negara yang menerapkan Islam, manusia akan disejahterakan. Allah pun akan melimpahkan keberkahan dari langit dan bumi. Seperti firman Allah Swt.,
وََلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ.
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS . Al a’raf: 96)
Dengan negara menerapankan Islam secara kafah, masyarakat akan sejahtera aman dan terlindungi karena Islam itu rahmatan lilalamin .