
Oleh: Irawati Tri Kurnia (Ibu Peduli Umat)
Ipteng—Insecure adalah perasaan tidak percaya diri cemas dan ragu, yang membuat seseorang merasa tidak nyaman dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Sering kali kita merasa minder, rendah diri atau insecure ketika melihat orang lain memiliki kelebihan dibanding dengan diri kita. Kelebihan itu bisa sesuatu yang sifatnya fisik, seperti bentuk tubuh dan kecantikan; atau bersifat materi seperti kekayaan, kedudukan, kepandaian, dan keturunan. Perasaan minder ini bisa muncul karena seseorang merasa kurang dibandingkan dengan mereka yang memiliki kelebihan-kelebihan tersebut. Sementara kelebihan itu menjadi standar kebaikan atau kebahagiaan bagi orang itu.
Penting bagi kita sebagai seorang muslim untuk memiliki standar yang benar tentang kebaikan, kebanggaan, kemuliaan, dan kebahagiaan. Dengan begitu, bisa menempatkan rasa minder pada porsinya. Tentunya dengan sudut pandang yang positif. Artinya, kita bisa menghilangkan rasa minder itu jika telah ada standar kebaikan dan kemuliaan sesuai standar Islam. Standar ini tentu jauh berbeda dengan standar sekuler kapitalisme liberalisme.
Islam memandang kemuliaan seseorang tidak dari hal-hal yang bersifat fisik atau materi, tapi dari sisi ketakwaan seseorang. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13).
Hal ini juga dipertegas di dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. telah menjelaskan bahwa hanya amal dan hati kita saja yang akan dinilai Allah, bukan harta atau fisik. Begitu juga di hadis lainnya dari Abu Hurairah ia berkata, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian. Akan tetapi dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Riwayat Muslim).
Menjadi seorang muslim adalah sebuah kenikmatan. Karena, cukuplah dengan ke-Islam-an, keimanan, dan ketakwaan kita yang membuat kedudukan kita menjadi mulia di sisi Allah. Apalagi, Allah telah menetapkan Islam sebagai satu-satunya agama yang diridai-Nya. Sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali-Imran: 19).
Karena itu, jangan pernah merasa minder atau rendah diri hanya karena fisik, status, atau kekayaan duniawi. Selain semua hal tadi tidak dihisab di sisi Allah, juga karena yang diterima sisi Allah adalah orang yang paling mulia dan bertakwa. Maka, fokuslah pada upaya peningkatan ketakwaan dan memperbaiki diri. Karena, itulah yang akan membawa kita kepada kemuliaan yang sejati di dunia dan akhirat.
Lantas, apa yang bisa membuat kita menjadi minder, rendah diri, dan insecure, padahal kemuliaan itu sudah disematkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman? Jawabannya adalah bisa jadi karena kita belum optimal menjadi seorang muslim yang kafah (menyeluruh).
Kita minder saat belum maksimal menjalankan perintah-perintah Allah akibat kelalaian, keengganan, atau kemalasan kita. Sementara, ada orang lain yang mampu melaksanakan itu. Padahal, kondisi kita sama. Sama-sama manusia dengan segala kelemahan dan kekurangan.
Kita minder saat hukum-hukum Allah dicampakkan, lantas kita berdiam diri. Sementara, ada pejuang-pejuang agama Allah yang merelakan waktu, pikiran, dan tenaganya demi kemuliaan Islam dan kaum muslim. Kita minder saat harta yang kita miliki kita tumpuk-tumpuk tapi kita tahan, sementara ada muslim yang dengan ringannya mengeluarkan harta, terutama untuk perjuangan di jalan Allah tanpa berpikir panjang. Kita minder saat amal saleh kita tidak sebanyak amal saleh orang lain, padahal kita semua diberi kesempatan dan waktu yang sama oleh Allah di dunia.
Karenanya, langkah yang tepat untuk mengatasi semua kondisi tersebut adalah dengan menghilangkan semua ketidakoptimalan dan ketidakmaksimalan kita dalam menjalankan perintah Allah, serta memaksakan diri untuk senantiasa taat. Caranya adalah dengan menempa diri dalam pembinaan kelompok dakwah Islam ideologis yang memperjuangkan penerapan Islam secara kafah. Dengan itu, terpupuklah kebanggaan kita kepada Islam, terbina kepribadian kita dengan kepribadian Islam, serta terjaga amal-amal kita terutama perjuangan dakwah demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin.
Cukuplah firman Allah Swt. di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 139 menjadi pengingat agar kita tidak merasa insecure dan rendah diri, selama keimanan ada dalam diri kita. Allah berfirman, “Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan bersedih hati, sebab kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)