
Suara Pembaca
Hingga saat ini, genosida masih berlangsung di Palestina oleh Zionis Yahudi Israel. Sejak serangan 7 Oktober 2023 tercatat lebih dari 43.000 korban jiwa telah syahid. Mirisnya, pemimpin-pemimpin negeri muslim hanya memberikan kecaman, kutukan, dan ancaman.
PBB juga tidak bisa berkutik. Resolusi-resolusi yang dikeluarkan, nyatanya tidak dapat menghentikan serangan biadab Yahudi Israel. Begitu pula dengan diplomasi. Diplomasi tidak mampu memberikan tekanan politik kepada zionis untuk menghentikan serangan. Seruan HAM, keadilan, dan kedamaian hanya menjadi slogan yang tidak ada dalam kamus mereka.
Hal tersebut membuktikan bahwa dunia hari ini dikuasai oleh sistem yang tidak menjunjung tinggi keadilan. Yaitu, sebuah sistem yang batil dan zalim, yang memberikan tempat untuk mereka yang kuat dan rakus untuk menginjak-injak yang lemah. Dialah sistem kapitalisme yang ditopang oleh sistem politik demokrasi.
Seruan keadilan, perdamaian, dan HAM hanyalah kamuflase untuk menutupi cacat kapitalisme dan demokrasi. Seruan ini bersifat hipokrit yang hanya akan berlaku untuk kepentingan mereka. Seruan ini sejatinya hanya untuk memperpanjang masa penguasaan mereka terhadap negeri-negeri muslim.
Satu-satunya solusi untuk Palestina adalah jihad. Namun, solusi ini tidak pernah ditunjukkan oleh penguasa muslim sebab mereka masih tersandera politik oleh Amerika. Oleh karena itu, umat harus sadar. Selama mereka masih bersandar pada sistem demokrasi untuk solusi Palestina, maka tidak akan pernah ada harapan untuk membebaskan Palestina dan Baitul Maqdis. Karena, sistem ini berdiri untuk kepentingan Barat dalam menguasai negeri-negeri muslim.
Hanya dengan perlawanan jihad Palestina akan bebas dari serangan Zionis. Oleh karena itu, umat Islam harus bersatu dalam satu komando, yakni khalifah. Tak hanya kecaman hingga ancaman yang akan diberikan kepada Yahudi Israel, akan tetapi khalifah akan mengirimkan tentara-tentaranya untuk melawan Zionis hingga Palestina dapat terbebaskan dari penjajahan.
Miftahul Jannah (Aktivis Muslimah Komunitas Kalam Santun)