
Suara Pembaca
Berita kenaikan PPN (pajak pertambahan nilai) menjadi 12% santer diperbincangkan. Peraturan yang rencananya berlaku per 1 Januari 2025 ini menuai pro dan kontra. Sejumlah mahasiswa, buruh, akademisi, pedagang, pengusaha, Techbro/sis, K-popers, maupun ibu-ibu, dikabarkan akan melakukan demo di depan istana Merdeka, Jakarta Pusat untuk menolak kenaikan PPN.
Rencana aksi demo mahasiswa merupakan kepedulian Gen Z terhadap masyarakat. Kita semua mengetahui bahwa Gen Z merupakan agen perubahan. Merekalah yang seharusnya menjadi garda terdepan mengoreksi kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat. Selain menjadi penyambung lidah masyarakat, Gen Z yang juga di dalamnya terdapat mahasiswa, merupakan kekuatan potensial dalam mewujudkan perubahan di tengah umat.
Dilansir dari beritajatim.com (21/12/2024), Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (Presbem) Universitas Airlangga juga menolak kenaikan PPN menjadi 12 %. Menurutnya, kenaikan PPN ini dirumuskan tanpa melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, mengingat masyarakat masih belum berada pada kondisi ekonomi yang baik. Selain itu, penuh dengan kebohongan karena pemerintah menyampaikan PPN hanya berlaku bagi barang mewah, tetapi kebutuhan pokok juga terdampak kenaikan PPN ini.
Penolakan Gen Z terhadap kenaikan PPN menjadi 12% ini tentunya harus dibangun dengan kesadaran yang benar atas kerusakan sistem hari ini. Bukan hanya pungutan pajak yang harus ditolak, tetapi juga sistem yang menjadi landasan lahirnya kebijakan pajak yang menyengsarakan rakyat ini, yaitu sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme adalah aturan yang hanya menguntungkan para kapitalis atau orang-orang yang punya banyak materi. Gen Z harus menyadari dan memahami hal ini.
Dalam Islam, pemuda dipandang sebagai generasi yang memiliki potensi sangat besar. Karenanya, sistem Islam akan memberikan pendidikan politik kepada pemuda dengan berbagai ilmu dan fasilitas sehingga mereka bisa produktif menghasilkan karya-karya terbaik untuk kemajuan peradaban. Negara dengan sistem Islam akan memberikan bekal politik Islam agar pemuda mampu memberikan kontribusi pada perubahan hakiki untuk penerapan Islam kafah.
Maka dari itu, gen Z harus bergabung dalam sebuah partai politik Islam ideologis untuk mendapatkan pendidikan politik Islam agar gerak perjuangannya terarah, sehingga menghantarkannya pada perubahan hakiki, yaitu kehidupan yang diatur dengan Islam kafah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw.
Sugiyanti Rahmawati