
Oleh: Saniati
Linimasanews.id—Dikutip dari SUMUTPOS.CO (27/12/2024). Alfamidi kembali menunjukkan komitmennya mendukung kesehatan masyarakat melalui penyerahan bantuan 1.800 butir telur kepada 30 anak dalam program penanggulangan stunting tahap kedua yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Medan. Penyerahan bantuan berlangsung di empat puskesmas, yakni Puskesmas Desa Lalang untuk 11 anak, Kedai Durian 6 anak dan Puskesmas Medan Sunggal 6 anak.
Bantuan stunting tahap kedua ini merupakan lanjutan dari tahap pertama yang telah dilaksanakan pada November 2024. Program yang akan berlangsung hingga April 2025 ini bertujuan mendukung peningkatan asupan gizi anak-anak yang rentan stunting. Hal ini sejalan dengan target pemerintah dalam memperbaiki kualitas hidup generasi mendatang.
Tingginya angka stunting di negeri ini tidak bisa dilepaskan dari kesejahteraan masyarakat yang belum terwujud secara menyeluruh. Penyebab anak yang menderita stunting benyak ditemukan pada keluarga miskin. Meskipun kasus stunting juga ditemukan pada keluarga yang mampu, tetapi asupan gizi yang benar juga kurang. Kemiskinan ini menggambarkan sulitnya masyarakat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari termasuk sandang, papan, pendidikan dan kesehatan . Jika hal ini terus terjadi tentu akan berdampak pada pemenuhan gizi anak serta tumbuh kembang gizi anak nantinya.
Adanya program-program pemerintah seperti edukasi tentang peningkatan gizi anak terkait MPASI sampai kini belum memberikan hasil yang signifikan. Begitu juga program pemerintah yang memberikan makan gizi gratis pun ternyata belum bisa menyentuh akar masalah, karena program ini bukanlah untuk kepentingan generasi atau keuntungan bagi rakyat semata, namun sebenarnya yang mendapat keuntungan adalah perusahaan besar sebagai pemasok bahan baku dari program tersebut.
Ini jadi celah untuk pihak terkait melakukan tindak korupsi, karena program ini membutuhkan modal besar, bukannya membantu rakyat, malah menambah beban rakyat. Peran negara yang begitu abai terhadap distribusi pangan juga tidak bisa dilepaskan dari paradigma kapitalisme yang menjadi landasan tata kelola di negeri ini.
Kemiskinan yang menimpa masyarakat hari ini, termasuk kemiskinan sistematis adalah akibat dari penerapan sistem kapitalis yang ada di indonesia. Sistem ini mengakui kebebasan kepemilikan yang melahirkan sistem liberalis atas sumber daya alam menjadi ilegal, termasuk yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
Sistem kapitalisme memang memosisikan negara hanya sebagai regulator saja. Sedangkan seluruh urusan rakyat diserahkan pada pihak swasta, termasuk urusan pangan. Sistem demokrasi kapitalisme membuat hubungan penguasa dengan rakyatnya seperti penjual dan pembeli melalui pajak dan retribusi. Penguasa hanya bisa menjual fasilitas hidup termasuk pangan melalui berbagai kebijakannya. Jadi, bantuan yang diterima oleh rakyat diibaratkan beban yang harus dibayar setimpal oleh rakyat.
Negara kapitalis pun lebih mementingkan impor pangan dari pada memberikan subsidi kepada petani sebagai pemasok pangan. Politik ekonomi kapitalisme akan menguntungkan pada pihak oligarki dan akan semakin menyengsarakan kyat. Melalui kebijakan- kebijakan perintah yang sangat terlihat keberpihakannya kepada pengusaha. Sehingga berharap angka kemiskinan dan angka stunting akan menurun, maka itu suatu kemustahilan yang nyata.
Untuk itulah, kita perlu adanya sistem ekonomi yang menjadi alternatif untuk menyelesaikan problem stunting dan kemiskinan di negri ini. Semua itu hanya kita dapatkan apabila negara menerapkan sistem islam di tengah-tengah umat.
Di dalam Islam, negara menjamin terwujudnya kesejahteraan rakyat, salah satu terpenuhinya kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali. Islam juga menjamin kebutuhan primer secara orang perorang, baik itu sandang, pangan, papan pendidikan dan kesehatan. Negara akan memenuhi kebutuhan rakyatnya dalam memenuhi kebutuhan primer dan pelengkap. Negara juga sebagai institusi penerapan syariat Islam secara kaffah akan memenuhi gizi, bukan hanya pada anak, tetapi keseluruhan anggota keluarga. Bukan hanya itu, air bersih, kebutuhan rumah yang layak, sanitasi, edukasi-edukasi termasuk akses kesehatan, semua itu di tanggung oleh negara.
Pemerintahan Islam akan mencegah kekayaan negara hanya beredar pada segelintir orang saja. Negara bertanggung jawab untuk mengembalikan semua hak milik umum pada rakyat demi terwujudnya kemakmuran yang merata. Hingga akhirnya, Islam akan melahirkan generasi- generasi yang unggul sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 110, “Kamu umat Islam adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.”
Islam juga akan menghasilkan generasi- generasi yang kuat dan bukan mukmin yang lemah, seperti hadis rasulullah saw., “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza Wajalla dari pada mukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR.Ahmad, Ibnu Majah dan An-Nasa’i)
Sistem Islam juga akan menjadikan pemimpin yang amanah. Adapun fungsi pemimpin di dalam Islam adalah sebagai pengurus sekaligus pelindung bagi seluruh rakyatnya. Sehingga kebutuhan rakyat menjadi tugas negara bukan individu atau kelompok. Semua permasalahan akan dituntaskan sampai ke akarnya, termasuk masalah stunting.