
Oleh: Rizky Damayanti, S.T.
(Aktivis Dakwah Siyasih & Praktisi Pendidikan)
Linimasanews.id—Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza pada Rabu malam 15 januari 2025, yang menurut tim mediator dari pihak Qatar, Mesir dan Amerika akan mulai berlaku pada hari Ahad, 19 Januari 2025 pukul 08.30 waktu setempat, (BBC.com, 20/1/25). Perjanjian gencatan senjata akan mencakup jeda pertempuran selama tiga minggu dan pembebasan puluhan sandera Israel dan ratusan tahanan Palestina, (Tirto.id, 18/1/25).
Pada fase pertama ini, pasukan Israel akan mundur ke pinggiran Gaza, dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke rumah mereka yang tersisa seiring meningkatnya aliran bantuan ke wilayah kantong yang terkepung, (Tirto.id, 18/1/25). Gencatan senjata ini diopinikan menjadi solusi efektif bagi genosida di gaza. Pihak berwenang Gaza mengatakan 46.788 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam operasi militer Israel berikutnya (CNBCIndonesia.com, 17/1/25).
Apakah Gencatan Senjata Akan Memerdekakan Palestina?
Gencatan senjata bukanlah solusi hakiki bagi kemerdekaan warga gaza. Pasalnya telah berulang kali gencatan senjata dilakukan demi menghentikan genosida. Namun pada faktanya, gencatan tidak dapat memberi kebaikan apalagi kemerdekaan bagi kaum muslimin. Zionis laknatullah juga selalu mengkhianati perjanjian serta mengambil kemanfaatan dari perjanjian gencatan senjata. Terbukti bahwa setelah gencatan senjata pada ahad (19/1) Zionis masih menyerang warga sipil gaza dan menewaskan 80 korban jiwa. Gencatan senjata hanya solusi temporal semata dan yang paling dirugikan adalah kaum muslimin. Jadi, kaum muslim tidaklah bisa menggantungkan solusi palestina hanya sebatas gencatan senjata.
Gencatan senjata ini diambil Zionis bukan karena mereka ingin meninggalkan palestina. Namun karena mereka merasa kewalahan melawan para mujahidin yang tak kenal menyerah. Padahal, Zionis ditopang langsung oleh negara adidaya terutama Amerika (AS), tak sedikit dana digelontorkan Amerika untuk memerangi Palestina. AS juga memberi keamanan seperti irone dome, persenjataan canggih, serta statement politik yang mendukung penuh zionis dalam memerangi palestina.
Hal yang lebih menyakitkan para pemimpin dunia muslim yang ikut memberi peluang bagi Zionis untuk menghabisi nyawa, menghancurkan tanah, dan merampas lahan kaum muslim. Pemimpin muslim ini pun mendiamkan musuh-musuh Allah Swt. untuk menindas kaum muslim dan menghasut, serta menakut-nakuti umat Islam di negeri-negri muslim lainnya agar tidak membela saudara di Gaza. Padahal mereka diberi amanah oleh Allah untuk melindungi kaum muslimin dan dapat mengirim tentara-tentaranya untuk berjihad di bumi Palestina. Jadi, gencatan senjata ini bukan karena kecaman Trump terhadap Netanyahu, namun karena Zionis laknatullah sudah kewalahan menghadapi mujahiddin.
Walaupun para mujahid berjuang sendirian tapi mereka tak kenal lelah, teguh dalam pendirian, sabar, tabah, serta mencintai jihad dan syahid. Karena yang melandasi mereka dalam melakukan perlawan adalah keimanan dan ketakwaan. Sejatinya sejak awal Zionis sudah kalah telak melawan mujahidin. Sehingga mereka ingin mengambil napas lega dan menyiapkan propaganda berikutnya.
Bagaimana Solusi Nyata Kemerdekaan Palestina?
Opini gencatan senjata yang dibuat zionis selama ini tidak membuahkan kemerdekan. Serta solusi kemanusian, boikot, mengecam dan solusi parsial pragmatis lainnya, tidak bisa dijadikan solusi kebangkitan kaum muslimin. Solusi hakiki untuk kemerdekaan Palestina hanya satu, yakni jihad dan khilafah. Terwujudnya Daulah Khilafah yang akan mengirimkan tentara untuk berjihad sebagai wujud kebangkitan yang nyata. Ghiroh perjuangan kaum muslimin juga akan disatukan dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyyah.
Umat harus meyakini kemenangan serta kebangkitan hanya milik umat islam dan pujian hanya milik Allah Swt. Sesuai janji Allah kemenangan juga akan tiba atas pertolongan Allah. Agar kaum muslim ditolong Allah, buktikanlah dengan berjuang menegakkan syariat dan Khilafah di tengah-tengah kehidupan. Umat Islam wajib berjuang sesuai tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah, tidak menyerahkan urusan kaum muslim pada kafir laknatullah.
Sudah saatnya umat menyadari fikrah juga thariqoh yang syar’i dan menyadari partai politik Islam ideologis yang mengembannya. Partai politik Islam ideologis ini akan tetap ada dan selalu ada. Mereka istiqamah dalam mendakwahkan kewajiban menegakkan Khilafah untuk menerapkan Islam secara kaffah.
Sekarang waktunya kaum muslim terdorong memberikan kepercayaan dan pertolongan kepemimpinan umat pada partai politik Islam ideologis. Karena dengan kepemimpinan Islam, yakni Daulah Khilafah maka akan terwujud junnah (perisai) bagi seluruh manusia. Semoga Allah segera memenangkan dan membangkitkan umat Islam. Aamiin Allahuma Aamiin.
Wallahualam.