
Oleh: Shafna Aulia Yardha
Reportase—Bulan Ramadan merupakan bulan Sayyid asy syuhur yaitu, pimpinan seluruh bulan. Selain jalan kemudahan untuk mendapat pahala, vibes Ramadan itu terasa berbeda, suasana masyarakatnya itu terasa lebih “beriman”, terasa lebih ber fastabiqul khairat , manusia menjadi lebih semangat untuk tadarus, sholat sunnah, sedekah, menahan amarahnya dan lain-lain.
Bulan yang didalamnya Allah sebarkan ampunan dan rahmat dari-Nya, peluang mendapatkannya pun dibuat mudah, sekaligus dapat menjadi momentum mengoreksi diri apakah benar-benar “connect” walau telah mengaku beriman.
Untuk itu, Komunitas Smart With Islam Pastim mengadakan kajian dengan tajuk “Reconnecting With Allah” pada Sabtu 15 Maret 2025. Puluhan pelajar area Grati dan sekitarnya, kabupaten Pasuruan Jawa Timur turut menghadiri dan memeriahkan acara ini.
Para peserta antusias dalam mengikuti acara ini, adanya sesi tanya jawab dan silah ukhuwah dalam bentuk buka bersama menambah kebersamaan dan pemahaman para remaja muslimah yang menghadiri acara ini.
Bunda Sabikhisma, selaku pembicara mengawalinya dengan sebuah pernyataan diikuti dengan pertanyaan, bahwa “Allah is Amazing”, Allah itu keren. Allah punya agama yang unik, yakni Islam. Islam is unic, Why?
Ya, Islam punya pola hidup yang khusus, yang tidak akan berubah meski terdapat perbedaan kondisi ruang atau waktu, berlandaskan pada asas yang satu, yang dari asas tersebut lahirlah pandangan hidup menyeluruh yang mampu mengatasi segala problematika dalam kehidupan. Tak lain dan tak bukan ialah Aqidah Islam, yang digunakan sebagai standar atas segala pemikiran-pemikiran baru.
Islam mengarahkan pemikiran dan perilaku manusia sesuai dengan hukum-hukum tertentu dengan tidak membatasi kebebasan berpikir. Seorang muslim memiliki pemahaman bahwa kehidupan dunia ini singkat dan kehidupan akhirat adalah kekal, maka sudah seharusnya dunia dipandang dengan serius dan proporsional, dengan artian boleh meraihnya, tanpa menjadikannya tujuan utama.
Meski dikenal memiliki banyak aturan, namun jumlah peminatnya tetap saja bertambah seiring berjalannya waktu. Sebab dalam Islam tidak hanya terdapat aturan hubungan antar individu saja, melainkan juga mengatur hubungan antar masyarakat yang menjadi bagian dari hukum Allah. Terdapat pula kewajiban dalam menyebarluaskan dakwah ke seluruh dunia yang masuk ke dalam aturan hubungan antar negara.
Maka ketika manusia menjalankan sesuatu sesuai dengan koridor-koridor tersebut, itulah yang disebut “Taat”. Semakin manusia melaksanakan ketaatan pada Allah, akan semakin connect pula ke Allah, dan makin merasa tentram. Menariknya, hal ini juga berlaku saat manusia berada dalam kondisi sempit maupun lapang.
Pembicara mengingatkan bahwa, Allah itu Maha Penyayang, Allah memberikan bulan khusus untuk bisa reconnecting with Him secara maksimal, dan bulan Ramadan adalah bulan yang sangat tepat buat reconnecting with Allah. Di bulan Ramadan inilah terdapat promo pahala secara gede-gedean. Ibaratnya, beli 1 dapet 2. Aktifitas yang semula mubah dapat pahala sunnah, aktifitas yang semula sunnah dapat pahala wajib, dan aktifitas yang semula wajib pahalanya menjadi berlipat ganda.
Di akhir pemaparan materi, pembicara menceritakan kisah sahabat nabi, yakni Mush’ab bin Umair yang teguh berpegang dalam Islam. Meski ia masih berusia muda dan kekayaannya melimpah, dia rela diusir dan diputus segala pemberian oleh ibunya sendiri karena memilih untuk membersamai Rasulullah dalam dekapan Islam meski itu berarti ia harus meninggalkan kasih sayang keluarga dan status yang selama ini tersemat pada dirinya.
Hal itu adalah cerminan dari konfrontasi antara keimanan dan kekafiran. Keteguhan Mush’ab bin Umair berpegang dalam Islam sudah selayaknya menjadi contoh bagi generasi muslim hari ini.
Demikianlah, kajian pun ditutup dengan salat maghrib berjamaah dan buka bersama di kediaman salah seorang ustadzah.