
Oleh: Puji
Linimasanews.id—Bulan Ramadan merupakan bulan penuh ampunan, rahmat, dan barokah. Pada bulan Ramadan ini ada peristiwa Nuzulul Qur’an, peristiwa turunnya wahyu pertama dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril. Peristiwa titik awal turunnya Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia diperingati oleh kaum muslimin tiap tahun dengan sebutan peringatan Nuzulul Qur’an.
Salah satunya, di Samarinda. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menggelar acara Tabligh Akbar meriah untuk memperingati Nuzulul Qur’an di Masjid Raya Baitul Muttaqien, Islamic Center Samarinda, pada 17 Maret 2025. Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menyampaikan pesan tentang esensi Nuzulul Qur’an bukan sekadar momen seremoni tahunan, melainkan panggilan jiwa untuk mendekatkan diri pada Al-Qur’an, kitab suci yang tak lekang oleh zaman (liputan6.com, 18/3/2025).
Namun, mirisnya, di tengah kemeriahan memperingati Nuzulul Qur’an, umat Islam masih hidup di bawah aturan yang tidak bersumber dari Al-Qur’an. Umat saat ini berpedoman pada aturan yang bersumber dari akal manusia. Mirisnya lagi, manusia yang pemikirannya dipengaruhi oleh kapitalisme sekuler. Alhasil, menjadikan kapitalisme sekuler sebagai rujukan dalam masalah kehidupan, baik ekonomi maupun sosial masyarakat. Oleh karena itu, jumpai adanya kebebasan kepemilikan, pergaulan bebas dan kerusakan moral generasi.
Padahal, kalau kita mau berpikir, Al-Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai cahaya yang menjadikan manusia semakin bermartabat. Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, manusia akan selamat dari kebinasaan dan kerusakan. Al-Qur’an bisa menyelamatkan manusia dari kegelapan, lalu membawa kehidupan manusia menuju cahaya, yaitu membawa manusia ke dalam derajat takwa dan kemuliaan.
Kaum muslimin perlu belajar Islam secara kafah agar bisa menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Untuk mewujudkannya, yakni merealisasikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup di lingkungan sosial masyarakat, butuh adanya kerja sama antara individu, masyarakat, dan negara. Dengan diterapkan secara kafah, Al-Qur’an ini akan membawa rahmat dan keberkahan bagi manusia sehingga selamat di dunia maupun akhirat.