
Oleh: Rahma (Aktivis Dakwah/Kontributor)
Reportase—Untuk mengingatkan kaum muslim akan keutamaan bulan Ramadan yang di dalamnya Allah turunkan Al-Qur’an atau bisa disebut sebagai peristiwa Nuzulul Qur’an, Muslimah Bangil menggelar majelis taklim bertajuk “Mewujudkan Peradaban Mulia Bersama Al-Qur’an” pada Minggu, 16 Maret 2025 bertempat di TPQ Al-Itqon.
Acara diawali dengan tadarus Al-Qur’an oleh seluruh peserta dilanjutkan ceramah yang disampaikan Ustadzah Lely. Dalam tausiyahnya ia mengingatkan peserta agar tetap semangat beribadah sampai akhir bulan Ramadan.
“Karena puncaknya adalah pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Di situlah letak ujian kaum muslim karena biasanya pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan, kaum muslim lebih disibukkan untuk mempersiapkan Hari Raya Idul Fitri daripada memanfaatkan sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadan,” ujarnya.
Ia juga memaparkan keistimewaan Ramadan yang di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar. Namun, ia menyayangkan, tidak sedikit kaum muslim lebih sibuk dengan aktivitas lain daripada beribadah kepada Allah, bahkan sejumlah kemaksiatan terus berjalan.
“Allah memberikan kesempatan tersebut kepada kaum muslim. Apakah kaum muslim menggunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya ataukah tidak? Ternyata pada faktanya, banyak kaum muslim tidak menggunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya,” sesalnya.
Pedoman Hidup
Ustadzah Lely menjelaskan, Allah menurunkan Al-Qur’an diawali pada bulan Ramadan, sebagai pedoman hidup manusia, baik dalam menyelesaikan urusan pribadi, masyarakat hingga bernegara. Menurutnya, kehidupan yang berasaskan Al-Qur’an akan mampu mewujudkan peradaban mulia, terbukti sejak Rasulullah hijrah ke Madinah, kemudian diteruskan oleh para khalifah sesudah beliau wafat.
“Peradaban seperti inilah yang seharusnya diwujudkan oleh umat Islam. Kita sebagai kaum muslim, senantiasa membaca, mengkaji, dan mengamalkan apa yang ada di Al-Qur’an. Yang tidak kalah penting adalah mendakwahkan kepada masyarakat agar mereka kembali menjadikan Al-Qur’an sebagai asas kehidupan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa keberkahan hidup umat saat ini hilang karena tidak diterapkan Al-Qur’an pada level individu, masyarakat, dan negara. “Masyarakat hidup dalam cengkeraman peradaban sekuler, liberal yang merusak. Akibatnya, masyarakat semakin jauh dari aturan Allah. Oleh karena itu, saatnya umat Islam kembali kepada Al-Qur’an, menjadikannya sebagai asas kehidupan untuk mewujudkan peradaban mulia yang diridhai Allah,” pungkasnya.[]