
Oleh: Hermiatin, S.Pd. (Praktisi Pendidik)
Linimasanews.id—Serangan yang dilakukan Zionis Israel telah mengakibatkan korban anak-anak berjatuhan, kehilangan orang tua, saudara dan keluarga. Sungguh sangat menyedihkan, serangan Zionis Yahudi Israel di Jalur Gaza belum bisa dihentikan oleh siapa pun. Padahal, serangan tersebut sudah di luar batas kemanusiaan.
Menurut Biro Statistik Palestina seperti dilansir Al Mayadeen, Jalur Gaza kini menghadapi krisis yatim terbesar dalam sejarah modern. Dalam pernyataan yang dikeluarkan menjelang Hari Anak Palestina, biro tersebut mengonfirmasi bahwa 39.384 anak telah menjadi yatim sepanjang 534 hari pengeboman. Dari jumlah tersebut, sekitar 17.000 anak kehilangan kedua orang tuanya dan kini menghadapi kehidupan tanpa dukungan atau perawatan. Sementara itu, sedikitnya 100 anak Palestina tewas atau terluka setiap harinya di Jalur Gaza sejak Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret 2025 (Liputan6.com, 06/04/2025).
Siapa pun umat Islam sedunia sangat terluka hatinya menyaksikan penderitaan yang dialami muslimin Gaza, terutama pada anak-anak. Puluhan tahun kejahatan dilakukan Israel tidak kunjung berakhir. Kontribusi dunia internasional atas fakta genosida di Palestina tidak kunjung bisa menyelesaikan, justru zionis Yahudi makin brutal membunuh anak-anak Palestina yang tak berdaya. Sedikitnya 39.000 anak Palestina di Gaza menjadi yatim akibat serangan Israel.
Sementara itu, tanah Palestina adalah tempat para Nabi dilahirkan. Negeri Palestina merupakan tanah kaum Muslim yang telah berada di kekuasaan Islam saat dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khathab r.a. pada 15 Hijriah. Sepanjang masa kekhilafahan Islam, Palestina tetap berada dalam naungan negara Islam.
Namun, sejak Khilafah Islam runtuh di masa Kekhilafahan Usmaniyah pada 1924, Yahudi merampas tanah Palestina secara ilegal dari kaum Muslim. Atas bantuan Barat, bumi Palestina akhirnya jatuh ke tangan Zionis Yahudi. Mereka menduduki lebih dari setengah wilayah Palestina dan mengusir warga Palestina secara paksa. Dengan kejadian itu, warga Palestina mendapat serangan bom dan pembantaian yang terus dilancarkan Yahudi laknatullah.
Karena itu, akar permasalahan Palestina bukan pada persoalan kemanusiaan belaka, tetapi persoalan Palestina adalah keberadaan entitas Yahudi di negeri yang diberkahi itu. Dengan sistem kapitalismenya, Yahudi menjalankan strategi dan beragam aksi kejahatannya di bumi Syam, memusnahkan warga muslim Palestina.
Akibat penerapan sistem kapitalisme yang berlaku di dunia sampai hari ini, pengkhianatan demi pengkhianatan telah dilakukan oleh pemimpin negeri-negeri Muslim atas penderitaan yang telah dialami anak-anak di Jalur Gaza juga warga Muslim Palestina. Amerika Serikat menjadi pihak yang lebih bertanggung jawab atas terbunuhnya ribuan nyawa warga Palestina, termasuk anak-anak. Karena, genosida di Gaza berlangsung atas dukungan penuh Amerika Serikat (AS).
Pada hakikatnya, persoalan Palestina merupakan masalah perseteruan dan peperangan antardua peradaban, yakni Islam dan Barat. Maka, mengusir entitas Yahudi dari bumi Palestina dan menghentikan segala bentuk serangan yang mereka lakukan adalah satu-satunya solusi untuk menyelamatkan warga Muslim dan anak-anak dari segala penderitaan. Yakni, dengan jihad.
Sebagai ajaran Islam, jihad adalah perang melawan kaum kafir untuk menegakkan agama Allah. Saat saudara-saudara muslim diperangi, umat Islam lainnya wajib untuk membela, menolong mereka dengan jihad fii sabilillah. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 191, “Perangilah mereka dimana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.”
Masa depan anak-anak Palestina hanya akan terselamatkan jika Zionis Yahudi terkalahkan. Agar semua itu terwujud maka dibutuhkan solusi nyata berupa jihad dan tegaknya khilafah. Karena itu, umat wajib berjuang menyeru dan mendesak negeri-negeri Muslim untuk mengirimkan tentara Muslim dalam rangka berjihad membebaskan Palestina. Maka, umat Islam wajib bersegera menyusun persatuan umat untuk beraksi nyata menyelamatkan masa depan anak-anak Gaza dengan merebut kembali tanah Palestina ke pangkuan Islam.