
Oleh: Afiyah Rasyad
Aura ceria dalam suasana perayaan
Pakaian adat Jawa bertaburan
Kebaya menjadi sebaik-baik pilihan
Demi peringatan salah satu tokoh nasional perempuan
Kerepotan di pagi hari bermula
Salat subuh ada yang ditinggal begitu saja
Demi memoles gincu di muka
Tua muda, besar kecil larut dalam euforia
Perayaan 21 April terus terulang
Habis gelap terbitlah terang
Slogan yang tak pernah usang
Namun sayang, perayaan jauh panggang dari slogan yang terkembang
Hari Kartini terus diperingati
Banyak kaum hawa menyambut sepenuh hati
Membawa gelora emansipasi
Mantra feminisme turut meracuni
Perlu sebuah muhasabah
Cita-cita Ibu Kartini begitu indah
Habis gelap terbitlah terang sungguh menggugah
Sandaran syariat tak pernah goyah
Ibu Kartini rajin mengaji
Berjuang agar perempuan tak didiskriminasi
Mendapat pendidikan layak tanpa dibatasi
Agar perempuan mulia bukan sejajar dengan laki-laki
Habis gelap terbitlah terang
Masa lalu tak bisa terulang
Kaum hawa harus paham makna yang tertuang
Bukan pandangan feminisme yang kerap menerjang
Ibu Kartini inginkan perubahan nyata
Berharap perempuan tak miskin papa
Berjuang di atas perintah agama
Hingga beliau menutup mata