
Suara Pembaca
Kementrian Kesehatan di Gaza pada Jum’at (18/4) menyatakan seorang jurnalis, Fatima tewas bersama 7 anggota keluarganya di kediaman mereka di jalan Al Nafaq, Kota Gaza (CNN Indonesia.com).
Ini hanya sekelumit berita dari banyaknya kabar kekejaman serangan zionis yang tak kunjung usai. Bukan hanya anak-anak dan perempuan yang menjadi korban, hingga kini Zionis makin tidak pandang bulu melancarkan genosida. Jurnalis pun menjadi sasaran.
Padahal, betapa mulianya jurnalis. Mereka merekam detik demi detik penghancuran, pembantaian, dan pengeboman demi mencari bantuan dunia. Mereka rela luka demi luka menggores tubuh, taruhan nyawa melayang tidak menghalangi mereka dari mendokumentasikan kejadian agar kabar mengenai Palestina terus bergema.
Lalu, apa kata dunia? Penguasa negara-negara muslim masih bungkam, tertikam di balik tembok perbatasan kenegaraan mereka masing-masing. Harus semengerikan apalagi yang harus terdokumentasikan oleh para jurnalis hingga dapat membangunkan kaum muslim agar membantu saudara-saudaranya di Palestina? Apa lagi yang ditunggu?
Zionis tidak akan menghentikan serangannya. Palestina tidak merdeka hanya dengan bantuan logistik, bukan? Apa hanya dengan kita menangis dan mengasihani mereka, genosida ini akan berakhir?
Kita harus selalu mengingat sabda Rasul,
مثل المؤمنين في توا دّهم و تراحمهو وتعا طفهم مثل الحسد اذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد با السهر و الحمّى
Kaum mukminin adalah laksana satu tubuh. Apabila salah satu bagian tubuhnya sakit maka satu tubuh juga merasakan sakit.
Meskipun hari ini banyak dari umat Islam yang sadar akan kritisnya saudara-saudara muslim di Palestina, namun mereka tidak tahu harus berbuat apalagi. Tekanan hidup yang kian mencekik menyebabkan banyak yang apatis dari kabar di Palestina.
Maka, sungguh solusi nyata atas Palestina telah menunggu tangan-tangan para pejuang dakwah yang memperjuangkan persatuan. Dengan bersatunya muslimin dan jihad, yakni pengiriman pasukan di bawah naungan khilafah, umat Islam akan dapat mengembalikan senyum dan tawa bahagia saudara-saudara di Palestina dan di mana pun berada. Inilah solusi hakiki.
Dhevyna Wahyu Tri Wardani