
Suara Pembaca
Beberapa hari yang lalu, Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan bahwa stok makanan di Jalur Gaza telah habis. Hal ini terjadi karena blokade yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, sejak 2 Maret lalu. Kebijakan tersebut dibuat dengan adanya dalih untuk menekan kelompok Hamas, agar membebaskan para sandera (25/4/2025).
Kejahatan perang yang terjadi sejak 7 Oktober sampai saat ini masih berlangsung dan Zionis Yahudi makin membabi buta. Bagaimana tidak? Kejahatan kemanusiaan menjadi agenda selanjutnya. Tindakan blokade terhadap kebutuhan dasar berupa air, makanan, peralatan medis, bahan bakar dan lain sebagainya sudah berhenti hampir dua bulan.
Jelas, jika hal itu adalah bentuk amoral sebuah rezim yang terkutuk. Di mana kita tahu tujuan dilakukannya tindakan tersebut guna memperlemah rakyat Gaza dengan kelaparan. Padahal rakyat di sana masih harus pontang-panting mencari tempat tinggal yang aman dari bom yang dilayangkan oleh musuh.
Kejam luar biasa, kata tersebut tepat dilayangkan untuk Zionis Israel dan kroni-kroninya. Ketika dunia dengan lembaganya selalu memperjuangkan yang namanya HAM. Bahkan sampai detik ini, HAM itu tidak berlaku untuk penduduk palestina. Padahal kita semua tahu bahwa apa yang terjadi di Palestina adalah pelanggaran HAM berat yang tidak bisa ditolerir lagi. Bahkan negara tetangga yang paling dekat saja abai, dan sibuk dengan pembangunan infrastruktur di negaranya sendiri. Dimana umat muslim? Tidak adanya persatuan adalah musibah bagi kaum ini.
Tindakan negara muslim saat ini masih baru pada aksi mengecam perbuatannya,memberi bantuan dan juga memboikot produk yang terafiliasi dengan negara penjajah. Akan tetapi, belum bisa membantu sepenuhnya, karena yang terjadi disana adalah genosida juga penghapusan etnik. Solusi yang tepat adalah adanya persatuan ummat dalam naungan Khilafah.
Sebagaimana dulu Rasulullah saw. menghadapi Yahudi di Madinah, ataupun perang Hittin, yaitu ketika Salahudin Al-Ayyubi melawan tentara salib di Hittin (gunung berapi yang sudah tidak aktif dan mempunyai puncak kembar) dan sekarang diberi nama Israel. Selain itu, Allah telah memberikan kisi-kisi kepada kaum muslim dalam mengahadapi penjajah, sebagaimana tertuang dalam Al-Quran yang berbunyi, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas” (QS Al-Baqarah: 190)
Sehingga sangat jelas ketika persatuan umat adalah hal yang urgent. Dengannya, kita bisa banyak belajar dari sejarah bahwa jihad bisa dilakukan. Tanpa adanya persatuan umat di bawah naungan Khilafah, pembebasan palestina hanya menjadi angan-angan.
Umi Salamah
Sleman, DIY