
Suara Pembaca
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa dia tidak akan menerima pembentukan kekhilafahan mana pun di Mediterania. Ia juga menegaskan bahwa sudah berulang kali ia mengatakan, “Kami mengenal musuh kami dengan baik dan tidak akan menerima kebenaran khilafah di sini atau di Libanon. Kami senantiasa akan berupaya untuk memastikan keberlangsungan kehidupan Israel.” (arrahmah.id, 21/4/2024).
Pernyataan Netanyahu ini sejatinya menggambarkan ketakutannya terhadap meningkatnya kesadaran dan kekuatan umat Islam yang mulai bersatu dalam menyerukan jihad dan memperjuangkan tegaknya khilafah sebagai solusi global. Sebab, Netanyahu paham betul jika khilafah tegak, pengaruh dan kekuasaan-nya akan hancur.
Mereka juga mengetahui benar konsekuensinya terhadap ideologi kapitalisme. Sistem kapitalisme demokrasi beserta nasionalisme yang mereka usung sebagai alat untuk membunuh semangat umat Islam, seketika tak bertaring lagi sehingga hilang pengaruhnya dan hancur.
Sejatinya umat sadar bahwa zionis Israel adalah orang-orang yang licik. Berbagai solusi perdamaian selalu diingkari. Karenanya, umat harus menyadari bahwa solusi yang ditawarkan oleh Barat, yakni solusi dua negara atau bahkan relokasi penduduk Palestina bukanlah solusi hakiki. Sebab, sejatinya tanah Palestina adalah tanah milik kaum muslimin.
Karena itu, seruan jihad dan khilafah mesti makin menguat dan makin jelas, bukan sekadar kata-kata, tetapi memerlukan tindakan nyata untuk mewujudkannya. Sebab, inilah solusi nyata yang akan menyelesaikan penjajahan dan genosida kejam zionis atas Palestina.
Rini