
Oleh: Mulyaningsih
(Pemerhati Masalah Anak & Keluarga)
Linimasanews.id—Gubernur Jawa Barat (Dedi Mulyadi) mengklarifikasi soal vasektomi yang menjadi syarat akan mendapatkan bantuan sosial atau bansos. Beliau membantah kabar tersebut dan memberitahukan bahwa tak ada kebijakan provinsi seperti itu. Namun, program Keluarga Berencana (KB) akan menjadi bagian untuk pengendalian jumlah penduduk. KB sebenarnya bersifat imbauan kepada keluarga yang memiliki banyak anak. Beliau juga menyampaikan bahwa rencana itu bertujuan supaya bantuan pemerintah tepat sasaran dan lebih merata. Serta agar tidak terfokus pada satu keluarga saja (tempo.co, 09/05/2025).
Berbicara masalah kemiskinan, tak bisa karena jumlah anak lantas kemudian menimbulkan kenaikan angkanya. Setidaknya ada komponen penting yang terlibat. Sistem yang diterapkan saat ini tentunya akan berpengaruh terhadap besar kecilnya angka kemiskinan, salah satunya sistem ekonomi yang diterapkan dalam kehidupan menjadi komponen penting yang memengaruhi kondisi masyarakat.
Sebagaimana kapitalis telah mengabarkan kepada kita bahwa jurang antara orang yang kaya dan miskin terlalu besar sehingga ketimpangan terjadi. Fakta pun berbicara, orang kaya makin kaya dalam sistem kapitalisme. Sementara si miskin akan terus berkutat dengan kemiskinannya.
Mengapa bisa terjadi? Hal tersebut bisa terjadi karena kapitalisme membuat manusia hanya memikirkan masalah manfaat yang ia dapatkan serta uang. Belum lagi tata kelola kepemilikan yang begitu semrawut. Sistem kapitalisme sangat permisif, semua boleh memiliki apa pun, asalkan mempunyai uang yang cukup. Siapa pun boleh membeli pulau untuk kesenangan pribadi bahkan siapa saja boleh memanfaatkan kekayaan alam untuk dinikmati sendiri atau kelompoknya asal mampu mengelola alias mengambilnya di alam. Sebut saja emas hitam alias batu bara yang begitu banyak di alam ini ternyata dikuasai oleh suatu perusahaan atau kelompok tertentu.
Karut-marutnya pengelolaan SDA akan menghambat distribusi terhadap seluruh masyarakat dan menghambat peredaran uang yang ada. Uang hanya tertumpuk pada orang-orang tertentu saja. Mereka dengan mudah terus menambah jumlah saldo rekening pribadinya lantaran berhasil mengambil alih kepemilikan umum.
Wajar sekali memang jika ketimpangan tersebut akan terus melanda. Padahal jika merujuk pada sumber hukum di negeri ini, seluruh kekayaan yang ada di alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Perlu diingat, rakyat yang dimaksud adalah seluruh penduduk yang ada di wilayah bukan cuma segelintir orang saja.
Dari pasal 33 UUD 1945 itu saja sudah memberitahukan kepada kita bahwa seluruh kekayaan alam yang terkandung adalah milik umum dan dilarang individu untuk menguasainya. Namun, fakta membuktikan bahwa siapa yang punya kuasa dan dana maka akan mampu untuk menguasai hajat hidup orang banyak tadi. Memang inilah konsep dan didikan yang didapatkan dari kapitalisme.
Lantas bagaimana solusi kemiskinan sesungguhnya? Apakah tetap dengan sistem yang ada atau mengambil sistem yang lain? Itulah pertanyaan yang muncul dalam benak setiap manusia yang berpikir. Jika melihat realita yang ada, tentu kita harus berlepas diri dari sistem yang ada sekarang dan membuangnya jauh-jauh karena sudah memahami betapa jahatnya sistem ini terhadap kehidupan manusia. Artinya, kita harus mengambil yang lain untuk diterapkan dalam kehidupan manusia. Sistem yang lain itu adalah Islam.
Islam dengan aturan yang begitu lengkap dan sempurna telah memberi penjelasan kepada kita semua bagaimana tata kelola masyarakat. Dengan akidah sebagai sandaran utamanya, para penguasa tentu akan melaksanakan amanah dengan baik. Khalifah akan bertanggung jawab atas setiap kondisi masyarakat yang ada di bawah komandonya. Khalifah juga akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, baik kesehatan, pendidikan, dan keamanan.
Khalifah memiliki tanggung jawab untuk mengontrol individu per individu rakyat, apakah sudah terpenuhi atau belum. Jika belum, maka harus dibantu oleh saudara (walinya yang mampu, jika tidak mampu, maka negara turun tangan untuk mengatasi hal tersebut. Di samping itu, Islam mempunyai konsep ekonomi yang luar biasa, terutama dalam hal kepemilikan terhadap suatu barang atau harta.
Dalam Islam, kepemilikan dibagi menjadi 3, yaitu kepemilikan individu, umum, dan negara. Kategori SDA yang melimpah ruah, maka masuk dalam kepemilikan umum. Dalam hal pengelolaan. SDA dikuasai penuh oleh negara untuk kemudian dikembalikan lagi hasilnya kepada rakyat. Itulah kunci pengelolaan kepemilikan umum.
Sekali lagi, ini hukumnya adalah wajib bagi negara untuk mengelola kepemilikan umum. Contoh kepemilikan umum di antaranya; air, tambang garam, batu bara, emas, nikel, baja, bauksit, minyak, dan yang lainnya. Kuncinya adalah ketika SDA tersebut melimpah dan tentunya diperlukan oleh semua manusia (rakyat), harus dikelola negara dan didistribusikan pada setiap individu rakyat.
Dengan sistem ekonomi Islam, tentu seluruh rakyat akan menikmati kekayaan alam, tidak seperti sekarang, hanya segelintir orang yang menikmatinya. Tentunya kemakmuran, kesejahteraan, serta distribusi kekayaan akan beredar dengan baik.
Dengan demikian, membatasi kelahiran tidak perlu dilakukan. Bahkan jika sampai melakukan vasektomi, maka hukumnya adalah haram. Sebagaimana firman Allah Swt., “Janganlah kalian membunuh keturunan kalian dikarenakan takut jatuh miskin. Kamilah yang memberikan rezeki mereka dan kalian. Sesungguhnya membunuh keturunan itu adalah kesalahan yang besar (fatal).” (QS. Al-Isra: 31)
Dari terjemahan ayat di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa Allah Swt. telah melarang untuk melakukan pembunuhan terhadap keturunan, salah satunya adalah vasektomi. Padahal Allah sendiri yang menjamin rezeki bagi setiap individu muslim tanpa kecuali. Jadi jika takut miskin maka sangat bertentangan dengan konsep rezeki yang ada di dalam Islam, yakni setiap anak mempunyai rezeki masing-masing dan insyaallah ada Allah yang akan memberikannya.
Vasektomi boleh dilakukan ketika ada alasan medis yang kuat, misalnya membahayakan bagi si ibu atau bapaknya sendiri. Jika hal tersebut ada maka diperbolehkan melakukan vasektomi. Namun, benar-benar dipastikan tentang fakta yang terjadi itu. Aktivitas vasektomi tidak boleh bersifat permanen.
Alhasil, kemiskinan akan hilang dari bumi ini jika kita mencampakkan serta membuang jauh sistem kapitalisme sekuler dan menerapkan Islam secara sempurna dan menyeluruh. Dengan fondasi akidah yang kokoh, maka insyaallah akan terbentuk pemimpin serta individu yang akan selalu taat hanya pada Allah Swt. dan menjalankan seluruh perintah-Nya, termasuk selalu berhati-hati jika ingin melakukan sesuatu, apa pun itu, apakah sesuai dengan syariat atau tidak.
Ketika mengeluarkan kebijakan, khalifah akan merujuk pada sumber hukum Islam saja, bukan yang lainnya, termasuk masalah kemiskinan. Kaum muslim tidak akan pernah takut dengan kemiskinan karena ada Allah yang Maha Kaya. Wallahu a’lam.