
Oleh: Deny Rahma (Komunitas Setajam Pena)
Linimasanews.id—Akhir-akhir ini, viral berita tentang mekanik asal Pakistan menertawakan drone buatan India yang jatuh di negaranya. Bukan tanpa sebab adanya berita viral tersebut, berita ini muncul akibat terjadinya perang antara Pakistan dan India. Perang terjadi ketika Negara India yang mayoritas penduduknya beragama hindu menyerang masjid di wilayah sipil di beberapa Kota Azad (Kashmir yang dibebaskan) dan Pakistan (hizb-ut-tahrir.info,7/5/2025).
Peristiwa tersebut menewaskan puluhan muslim. Perang ini terjadi pada tanggal 6 dan 7 Mei di malam hari. Tidak tinggal diam, Angkatan udara Pakistan menembak jatuh lima pesawat tempur dan menargetkan instalasi militer India. Berdasarkan sejarahnya, Pakistan telah tiga kali berperang melawan India sejak kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1947. Peperangan tersebut pemicunya adalah sengketa Kashmir yang tidak kunjung mencapai titik temu.
Pada puncak perang dingin di tahun 1947 hingga 1991 yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet serta sekutunya, Pakistan dan India juga mendapat dukungan dari kedua negara tersebut. India didukung oleh Uni Soviet, dan Pakistan didukung Amerika Serikat dan China. Dilihat dari keberpihakan negara-negara Barat dan sekutu kepada Pakistan dan India maka pastilah ada sesuatu di baliknya. Mustahil jika keberpihakan tersebut tidak membawa manfaat bagi mereka.
Hari ini Perang Pakistan dan India ternyata menjadi ajang uji coba alutsista China. Sejak perjanjian yang dilakukan oleh Pakistan dan Tiongkok pada tahun 1963, militer Pakistan telah memiliki kedekatan dengan Tiongkok dan bekerjasama untuk mengembangkan berbagai persenjataan militer. Namun, ternyata Pakistan juga memelihara hubungan baik dengan Amerika Serikat, sehingga Pakistan juga mendapatkan pasokan peralatan militer darinya.
Militer Pakistan merupakan Angkatan bersenjata keenam terkuat di dunia. Militer Pakistan juga memiliki jumlah personel yang mencapai 1,7 juta atau 0,7% dari populasi negaranya. Alutsista yang dimilikinya pun juga sangat banyak dan mumpuni. Sehingga Pakistan bisa disebut sebagai militer kaum muslim yang paling kuat, baik dari sisi tentara maupun senjatanya.
Dilihat dari sejarah dan sepak terjangnya, maka militer Pakistan sangat bisa melakukan pembelaan kepada saudara muslimnya di Palestina yang terjajah. Sungguh sangat disayangkan, kekuatan besar tersebut tak dapat dimanfaatkan dengan baik demi kepentingan agama dan saudara seakidahnya. Justru perang yang dilakukan Pakistan melawan India ini lantaran isu serupa dengan perang yang telah lalu, yakni sengketa atas Kashmir.
Seharusnya, militer Pakistan tidak terjebak pada situasi yang sama di saat saudara Muslim mereka di Palestina sedang dijajah. Mudah sekali mereka mengangkat senjata untuk kepentingan nasionalisme yang remeh temeh, tetapi tidak untuk kepentingan Islam dan kaum muslim. Inilah akibatnya jika syariat Islam tidak lagi menjadi pedoman dalam kehidupan. Kesulitan-kesulitan akan menimpa kehidupan, bahkan dapat menimbulkan kebingungan dalam mengambil keputusan, manakah yang harus didahulukan dan mana yang harus ditinggalkan. Ketika syariat Islam ini dijadikan pedoman maka kaum muslimin akan mengerti prioritas utama yang mendesak.
Maka, tentara Pakistan yang kuat tersebut pastilah akan diarahkan untuk memerangi penjajahan di Bumi Syam, khususnya di Palestina yang saat ini sedang mendesak untuk dimerdekakan. Kemudian mengangkat pemimpin yang akan menyatukan seluruh kaum muslim di dunia yang akan menjaga kehormatan dan kemuliaan Islam dan kaum muslim di seluruh Dunia. Wallahua’lam bishowab.