
Suara Pembaca
Kabar memilukan kembali muncul di tengah masyarakat. Peristiwa hanyutnya seorang anak di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali menarik perhatian masyarakat. Peristiwa tersebut terjadi pada saat korban berinisial ADN (4th) tengah bermain bersama sang kakak di dekat saluran air, drainase. Pencarian yang dilakukan secara intensif oleh tim SAR gabungan selama 2×24 ini akhirnya menemukan korban dalam kondisi telah meninggal dunia dengan jarak 22,5km dari titik awal korban hanyut (17/5/2025).
Sungguh miris, berkali-kali peristiwa serupa terjadi. Hal ini bukan sekadar tentang pentingnya pengawasan orang tua. Saluran air atau drainase yang tidak ditutup rapi juga menjadi salah satu penyebabnya. Pemerintah sebagai pengatur utama tatanan kota dan perairan semestinya menjadikan peristiwa ini sebagai pecutan untuk langsung bergerak, memperhatikan, memeriksa, dan melakukan perbaikan dengan tepat dan untuk jangka panjang.
Kebiasaan anak-anak untuk bermain hujan tidak bisa juga disalahkan karena anak memang membutuhkan fasilitas bermain dan mengeksplorasi dirinya dengan menyenangkan. Namun, keamanan di sekitar juga mesti menjadi prioritas. Orang tua wajib mengawasi dan memberikan arahan pada anak-anak untuk bermain di tempat yang semestinya.
Begitu pun pemerintah, wajib menyediakan fasilitas yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Bukan hanya drainase atau saluran air yang tertata rapi, tetapi juga tatanan tempat tinggal masyarakat wajib mendapatkan perhatian. Tujuannya agar seluruh aktivitas anak-anak maupun orang tua dapat terjamin kenyamanannya dan keamanannya. Pemerintah seharusnya berkaca pada kepemimpinan Umar bin Khattab yang saat menjabat sebagai khalifah pernah berkata, “Demi Allah jika ada seekor keledai jatuh terperosok dari negeri Irak aku khawatir keledai itu akan menuntut hisab aku di hari kiamat.” Padahal waktu itu, Umar bin Khatab tinggal di Madinah, sedang lubangnya di Irak.
Betapa bertanggung jawabnya seorang Umar Bin Khathab, jangankan jiwa manusia, bahkan hanya seekor keledai pun dia perhatikan jangan sampai terpeleset gara-gara jalannya tidak bagus. Jika seekor keledai terpeleset karena jalannya licin akibat tidak diurus, beliau begitu takut akan ditanya Allah kelak di akhirat. Inilah contoh kepemimpinan yang penuh tanggungjawab dan ksatria mengakui kesalahan.
Hal ini semestinya dapat menjadi renungan dan dicontoh oleh penguasa hari ini. Pemerintah semestinya takut akan hisab dan pertanggungjawaban kelak di akhirat. Sehingga upaya pemenuhan hak keamanan masyarakat dapat dilakukan dengan menyeluruh. Khususnya yang berkaitan dengan peristiwa meninggalnya anak karena adanya kelalaian dari keamanan saluran air atau drainase di tengah-tengah tempat tinggal masyarakat.
Resti Ummu Faeyza