
Oleh: Weny Zulaiha Nasution, S.Kep.,Ners.
Mereka bilang, “Do’akan Gaza”
Seolah do’a saja cukup untuk menghentikan rudal dan derita
Padahal do’a tanpa perjuangan,
Ibarat kata tanpa makna,
Seruan tanpa arah,
Iman tanpa langkah,
Cinta tanpa bukti,
Kepedulian tanpa keberanian
Gaza tak butuh pelukan dari jarak jauh,
Ia butuh perisai yang benar-benar melindungi
Ia tak butuh air mata dari siaran berita,
Ia butuh pasukan yang bergerak atas nama akidah
Tak cukup sekadar kiriman donasi
Gaza butuh pemimpin sejati
Yang menggerakkan tentara,
Bukan hanya simpati dan retorika basi
Berapa banyak anak yang dibesarkan di tengah reruntuhan?
Bukan dengan pelukan dan belaian
Tapi oleh dentuman bom dan debu kehancuran
Berapa banyak yang gugur dengan syahadat yang masih terucap di bibirnya?
Mereka bukan sekadar korban
Mereka adalah para pejuang yang meninggal bukan karena lemah,
Tapi karena kita terlalu lama diam
Lalu, masihkah kita diam?
Bukankah Rasul pernah bersabda,
“Kaum muslimin ibarat satu tubuh?”
Tapi tubuh itu kini lumpuh,
Terpisah oleh batas nan lemah oleh sistem rusak buatan penjajah
Padahal umat ini tak kekurangan jumlah
Tapi kehilangan satu hal yang paling mulia, yaitu junnah
perisai yang telah lama hilang dari kita
Ia bernama Khilafah,
Sistem kepemimpinan Islam yang akan menyatukan umat dalam satu barisan jihad dan pembebasan
Pelindung umat, penjaga kehormatan dan tanah kaum Muslimin
Karena hanya Khilafah yang mampu menghapus tangisan Gaza
dengan kekuatan, bukan permohonan
Khilafah akan mengirimkan tentara, bukan donasi semata
Yang akan menyatukan umat, bukan membaginya dalam sekat nasionalisme
Maka bangkitlah, wahai umat terbaik!
Bangunlah dari tidur panjangmu
Jangan biarkan air matamu kering di atas sajadah
Jadikan ia bahan bakar perjuangan
Menuju tegaknya khilafah yang akan membebaskan,
Bukan hanya di Gaza,
Tapi seluruh bumi yang masih terjajah dalam belenggu sistem kufur