
Oleh: Wili
Linimasanews.id—Kejahatan Zionis Israel atas Palestina makin meningkat. Gaza makin memprihatinkan. Militer Israel pada Sabtu (6/9/2025) meminta warga Gaza, Palestina untuk mengungsi ke selatan. Militer memperingatkan bahwa operasi berlangsung di seluruh kota.
Zionis juga menjadikan kelaparan dan pengusiran sebagai senjata. Mereka berharap Gaza menyerah. Akan tetapi, keimanan penduduk Gaza menjadikan mereka kuat menerima serangan terus menerus dari Zionis, sekalipun banyak anak-anak jadi korban, tertimbun puing-puing reruntuhan akibat serangan bom dari penjajah, hingga jurnalis yang terbunuh karena jadi target serangan Zionis Yahudi.
Dunia yang konon menjunjung tinggi hak asasi manusia dan toleransi, hingga hari ini seolah pura-pura tidak tahu bahwa Gaza sangat membutuhkan pertolongan. Bukan hanya ibu kehilangan anaknya, anak kehilangan ibunya maupun saudaranya, di sana banyak rumah sakit, sekolah hingga kamp pengungsian pun menjadi puing dan rata dengan tanah. Meski situasinya sudah seperti itu, dunia masih tetap memilih diam.
Berbeda halnya jika keadaan semacam itu terjadi di Eropa atau negara-negara Barat. Ketika perang di Ukraina, misalnya, dunia seolah bersatu, bantuan mengalir deras, simpati pun datang dari mana-mana. Lalu, mengapa saat ini ketika genosida terjadi Gaza, tidak ada negara yang datang menolong? Sementara itu, negara besar menjadi pendukung Zionis Yahudi. Amerika Serikat, misalnya, rutin mengucurkan dana untuk membantu Zionis Yahudi melancarkan serangannya kepada Palestina.
Paham nasionalisme dan negara bangsa (nation state) yang ada pada diri kaum muslim telah membuat mereka acuh dan tidak mampu menolong saudaranya di Palestina. Nation state membuat penguasa kaum muslim tidak merasa bahwa penderita kaum muslim di Palestina sesungguhnya adalah penderitaan bagi kaum muslim di seluruh dunia.
Nation state juga menyebabkan umat kehilangan pemahaman bahwa akar masalah Palestina adalah penjajahan Zionis Yahudi. Akibat nation state, umat tidak mendesak para pemimpinnya agar mengirimkan tentara dengan persenjataan yang sudah Allah titipkan kepadanya untuk melawan Zionis. Nation state jugalah yang membuat kaum muslim tidak sadar bahwa solusi hakiki Palestina adalah dengan jihad dan khilafah.
Gaza adalah bukti nyata atas kegagalan nasionalisme dan nation state dalam menyelesaikan masalah umat. Saat ini Gaza berjuang sendiri. Bahkan, pemberitaan tentang Gaza agar dunia tidak melupakannya kini tengah dibungkam dengan cara membunuh para jurnalis.
Mirisnya, ada dukungan dari Arab untuk Amerika Serikat (AS) dan sengaja menjadi pendukung AS. Padahal, AS memfasilitasi persenjataan Zionis Yahudi. Arab berperan terselubung agar tetap bisa bersandiwara dengan legitimasi sebagai pelayan dua tanah suci. Arab pun sangat berperan dalam normalisasi, meskipun tidak menunjukan secara terbuka telah melakukan normalisasi dengan zionis Yahudi. Banyak fakta yang menunjukan bahwa Arab telah menjadi arsitek bagi normalisasi.
Kini umat Islam butuh kepemimpinan global yang hanya berkhidmat untuk mengurus dan menjaga umat sekaligus berkhidmat demi kemuliaan Islam dan umatnya, yaitu kepemimpinan seorang khalifah dalam sistem khilafah. Khilafah akan menyatukan seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia berdasarkan kesatuan akidah dan syariat serta menghilangkan batas-batas nation state.
Palestina Milik Kaum Muslim
Umat harus paham bahwa tanah Palestina itu adalah tanah milik kaum muslim. Umat juga harus paham bahwa seluruh krisis yang terjadi di dunia, khususnya dunia Islam, termasuk penjajahan zionis di Palestina adalah akibat bercokolnya idiologi kapitalisme. Kapitalisme ini diemban negara Barat, yaitu AS dan sekutunya. Mereka berkehendak melemahkan kepemimpinan umat Islam dengan menciptakan krisis yang berkepanjangan di negeri-negeri muslim, memecah kekuatan, merampas kekayaan, dan mengangkangi kedaulatan negeri-negeri muslim.
Maka dari itu, solusi hakiki pembebasan Palestina, yaitu menghapus penjajahan zionis Yahudi ialah dengan mengirim pasukan, bukan hanya logistik. Solusi kni hanya bisa terjadi jika khilafah tegak di dunia. Khilafah akan menjaga nyawa setiap muslim maupun nonmuslim yang menjadi warga negaranya. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang imam itu adalah perisai. Ia akan dijadikan perisai yang orang akan berperang di belakangnya dan digunakan sebagai tameng”.