
Oleh: Arum (Komunitas Setajam Pena)
Linimasanews.id—Akhir-akhir ini harga tiket pesawat melambung tinggi sehingga sulit bagi rakyat untuk melakukan perjalanan melalui udara. Tiket pesawat mahal karena layanan transportasi menjadi bisnis, apalagi ada monopoli dalam penyelenggaraan layanan tersebut.
Pemerintah mengambil langkah solusi atas hal ini. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memastikan bahwa pemerintah telah membentuk satuan tugas (satgas) penurunan harga tiket pesawat yang berperan untuk menciptakan harga tiket pesawat yang lebih efisien di Indonesia (Tirto ID, 14/7/2024).
Namun, pembentukan satgas sejatinya tak akan mampu menyelesaikan masalah selama sistem ekonomi yang diterapkan masih kapitalistik. Hal ini menunjukkan kelemahan negara dalam menyelesaikan persoalan kenaikan harga transportasi.
Di sistem kapitalisme saat ini, negara tidak mau dirugikan dalam hal apa pun. Negara selalu mengharapkan imbalan atas semua kebijakan yang diambil, meski masalah ini termasuk kebutuhan rakyat. Padahal, sudah menjadi kewajiban negara mengurus rakyat tanpa pandang keuntungan.
Aneh memang, tapi inilah wujud nyata dari sistem kapitalisme, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan dan menghilangkan rasa sosial terhadap rakyat. Sistem ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan sistem Islam, yaitu sistem yang berasal dari Sang Pencipta manusia sekaligus Pengatur kehidupan manusia.
Dalam sudut pandang Islam, transportasi merupakan kebutuhan publik yang menjadi tanggung jawab negara. Negara berfungsi sebagai rain (pelindung) hingga akan mewujudkan pemenuhan kebutuhan ini. Negara Islam memiliki banyak sumber pemasukan sehingga akan mampu memberikan layanan gratis. Bahkan, dengannya layanan terbaik tidak hanya pada transportasi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok lain.
Dalam Islam, pengurusan setiap kebutuhan umat akan ditangani oleh sumber daya manusia (SDM) yang amanah dan kapabel, sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Hal itu karena didukung dengan penerapan sistem ekonomi Islam dan sistem lainnya secara kafah dan komprehensif sehingga rasa aman dan nyaman dalam segala hal akan tercapai.
Rasulullah bersabda, “Pemimpin seperti pengembala yang akan dimintai pertanggung jawabannya atas gembalaannya.” (HR. Bukhari)