
Oleh: Zaima Mahiratul Azza
Linimasanews.id—Indonesia, negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya, seharusnya menjadi tempat bagi semua orang yang tinggal di dalamnya bisa merasakan kemakmuran yang setara. Namun ironisnya, meski sumber daya alam melimpah, masih banyak masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan dan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Dalam kenyataan pahit ini, tekanan ekonomi sering kali memaksa individu, bahkan para ibu untuk mengambil keputusan yang bertentangan dengan naluri keibuannya. Keputusan tragis yang mencerminkan situasi ini salah satunya yakni ketika seorang ibu merasa tidak punya pilihan, selain menjual anaknya demi bertahan hidup.
Seperti yang dilaporkan oleh Tempo.co (16/8), Satreskrim Medan berhasil menangkap empat wanita yang terlibat jual beli bayi senilai Rp20 juta di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Wakil Komisioner Madhya Ustadi mengatakan, kejadian tersebut terungkap setelah masyarakat memberikan informasi mengenai rencana penjualan bayi baru lahir di salah satu rumah sakit di kawasan Park Sei Tuan pada 6 Agustus 2024.
Berdasarkan informasi tersebut, polisi melakukan penyelidikan dan menyimpulkan MT (55), warga Medan Perjuangan yang sedang menggendong bayi dalam perjalanan menuju Jalan Kuningan di kawasan Medan area Kota Medan, berencana menyerahkan bayi tersebut kepada Yu (56) dan NJ (40), yang diasuh oleh ibu kandung bayi tersebut, SS (27). Bayi tersebut merupakan anak kandung salah satu pelaku dan dijual seharga Rp20 juta dengan cicilan Rp5 juta dan Rp15 juta.
Keempat pelaku yang berperan sebagai penjual, pembeli, dan perantara kini tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan divonis 15 tahun penjara berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014. Ibu kandung bayi mengaku menjual bayinya karena alasan keuangan. Sementara itu, pembeli berdalih ingin membesarkan bayi tersebut seperti miliknya. Penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat.
Masalah Struktural
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya, tetapi masih menghadapi permasalahan kemiskinan yang besar. Melihat kesulitan ekonomi di negara kaya telah menghancurkan naluri keibuan ini menunjukkan bahwa fenomena ini bukan hanya tragedi individual, namun merupakan cerminan dari masalah struktural yang lebih besar.
Kemiskinan ekstrem yang terjadi tidak jarang memaksa para ibu mengambil keputusan yang bertentangan dengan nalurinya. Tekanan ekonomi sering kali mengakibatkan hilangnya akal sehat dan naluri. Nalurinya untuk melindungi dan mengasuh anaknya bisa berkurang dan digantikan oleh rasa putus asa mendalam ketika seorang ibu merasakan tekanan karena kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Lebih menyedihkan lagi, situasi ini sering kali menjadi lebih buruk karena kurangnya sistem pendukung (supporting system) yang memadai.
Masyarakat yang menghadapi kesulitan ekonomi akan cenderung lebih individualistis. Terlebih lagi jika sistem pendukung yang ada tidak efektif. Dampaknya, ini mampu mengisolasi para ibu yang seharusnya bergantung. Akhirnya, memaksa mereka mengambil keputusan ekstrem. Meski begitu, kita tidak bisa mengabaikan peran negara dalam situasi ini.
Ketidakmampuan negara dalam menjamin kesejahteraan warganya, termasuk dengan memberikan kesempatan kerja yang layak bagi para suami, menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk situasi ini. Sistem perekonomian saat ini tampak tidak mendistribusikan kekayaan secara adil dan merata, sebaliknya menghasilkan kesenjangan yang terus meningkat. Ketidakmampuan negara untuk menyediakan pekerjaan yang layak menyebabkan banyak keluarga berada dalam garis kemiskinan, sehingga melemahkan hubungan paling mendasar antara ibu dan anak.
Hal ini mencerminkan pola ketimpangan ekonomi yang lebih luas yang sedang berlangsung di negara ini. Ketika negara kaya seperti Indonesia masih belum bisa memberikan layanan dasar kepada warganya, terutama kelompok paling rentan, seperti ibu dan anak, maka hal tersebut merupakan tanda kegagalan sistemis yang memerlukan perhatian serius.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, pemerintah, masyarakat, dan individu harus bekerja sama untuk menciptakan kondisi ekonomi yang lebih adil dan mendukung sehingga naluri keibuan dapat berkembang secara alami, tanpa tergencet oleh tekanan ekonomi yang mematikan dan memerlukan upaya bersama dari semua pihak yang terlibat. Penciptaan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan, dan penguatan sistem dukungan sosial merupakan langkah penting yang harus dilakukan untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Solusi Sistemis
Dalam mengatasi permasalahan serius akibat tekanan perekonomian di negara kaya seperti Indonesia, perlu sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan individu. Ketiga pihak ini harus bekerja sama untuk menciptakan kondisi perekonomian yang lebih adil dan mendukung sehingga naluri keibuan dapat berkembang secara alami, tanpa tertindas oleh tekanan ekonomi yang mematikan.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab utama untuk memastikan akses terhadap pekerjaan bagi seluruh warga negara. Hal ini dapat dicapai melalui kebijakan ekonomi yang pro rakyat, pengembangan sektor industri, dan investasi infrastruktur yang dapat menciptakan lapangan kerja baru. Pekerjaan yang memadai akan mengurangi beban keuangan keluarga. Karena, seorang ayah akan dengan mudah memenuhi kewajibannya dalam menafkahi keluarga. Dengan begitu, ia mampu meringankan tekanan ibu yang dapat menghancurkan naluri keibuannya.
Kesejahteraan masyarakat seharusnya menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan pemerintah. Program-program seperti bantuan sosial, subsidi kebutuhan dasar, dan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau perlu diperkuat. Peningkatan kesejahteraan ini akan memberikan keamanan finansial yang lebih baik bagi keluarga sehingga para ibu tidak akan merasa tertekan untuk mengambil keputusan ekstrim untuk bertahan hidup.
Dukungan sosial dari masyarakat dan komunitas lokal juga sangat penting. Sistem pendukung ini mencakup jaringan anggota keluarga, tetangga, dan organisasi masyarakat yang dapat membantu orang-orang dalam situasi sulit. Memperkuat sistem dukungan sosial ini dapat membantu mengurangi isolasi sosial dan memberikan dukungan nyata kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini juga memerlukan upaya membangun solidaritas dan pertimbangan sosial agar para ibu tidak merasa terpaksa mengambil keputusan yang bertentangan dengan naluri keibuannya.
Lebih jauh lagi, sistem pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian yang bermoral dan bertakwa. Pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai Islam membantu mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki pemahaman mendalam tentang tanggung jawab keluarga dan pentingnya menjaga keutuhan keluarga. Sistem pendidikan yang baik juga akan mengajarkan bagaimana mengatasi kesulitan hidup, tanpa mengorbankan nilai-nilai dasar kemanusiaan, seperti naluri keibuan.
Islam telah menetapkan peran negara sebagai ra’in (penjaga) yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Sistem ekonomi Islam menawarkan mekanisme yang memastikan kesejahteraan seluruh rakyat, termasuk melalui penyediaan lapangan pekerjaan yang adil dan berkelanjutan. Dengan penerapan sistem ekonomi Islam secara kafah (menyeluruh), diharapkan setiap warga negara, termasuk para ibu, dapat hidup dalam kondisi yang sejahtera dan mendukung perkembangan naluri keibuan yang alami.
Media juga mempunyai tanggung jawab untuk membentuk opini publik dan mengedepankan nilai-nilai agama yang mendukung kesalehan dan kesejahteraan keluarga. Media bertanggung jawab menyebarkan informasi konstruktif yang mendukung pendidikan moral dan memberikan contoh positif untuk ditiru masyarakat. Hal ini berkontribusi pada terbentuknya individu yang kuat, baik dalam keimanan maupun tanggung jawab sosial.
Dengan menggabungkan langkah-langkah ini, Indonesia dan seluruh dunia akan dapat mengatasi tantangan keluarga miskin dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk naluri keibuan dapat berkembang tanpa tekanan yang mematikan. Penerapan Islam secara kafah tidak hanya memungkinkan keluarga berfungsi optimal, tetapi juga menciptakan kesejahteraan yang setara bagi semua orang dan mencegah terjadinya tragedi seperti penjualan anak oleh ibu kandungnya di kemudian hari.