
Oleh: Rifdah Nisa
Linimasanews.id—Ekonom pangan dan pertanian dari center of reform on economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menyebut menurunnya harga pangan (volatile food) selaras dengan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Sektor pertanian September 2024 yang terus menurun sejak mencapai puncaknya di April 2024. IHPB pertanian bulan September 2024 mencapai 2,14 persen (yoy). Terus menurun sejak mencapai puncaknya pada momen idul fitri April 2024 lalu (9,10 persen yoy). Jadi memang penyebab utama deflasi ini karena kenaikan harga pangan amat sangat tinggi si akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 (kumparan, 5/10/2024).
Deflasi yang terjadi lima bulan berturut-turut merupakan indikasi pemerintah tidak mampu mengatasi penurunan daya beli masyarakat sehingga berdampak pada penurunan harga barang dan jasa. Dalam jangka panjang akan mengakibatkan pengurangan produksi dan pada akhirnya akan berujung pada PHK massal. Hampir 56 persen konsumsi dari masyarakat kelas menengah dan bawah adalah untuk kebutuhan pangan. Namun, ketika kelas menengah menurun daya beli masyarakat juga ikut menurun. Situasi ini diperparah dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Akhirnya daya beli masyarakat terus melemah hingga saat ini.
Ketika daya beli masyarakat terus menurun. Maka dampak secara langsung adalah pada kesejahteraan anggota keluarga. Sebagian besar anggaran rumah tangga saat ini untuk biaya pendidikan dan kesehatan. Jika untuk biaya kebutuhan pokok saja ditekan apalagi untuk biaya pendidikan dan kesehatan yang jauh lebih mahal. Akibatnya, generasi akan mengalami penurunan kualitas hidup karena lemahnya kemampuan daya beli.
Kondisi ini terjadi karena penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Negara hanya bertindak sebagai pembuat kebijakan tanpa menjamin pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu, pendidikan dan kesehatan dikomersialkan sehingga beban biaya hidup masyarakat semakin meningkat.
Berbeda dalam sistem ekonomi IsIam. Negara akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dengan biaya barang dan jasa yang terjangkau. Negara juga menjamin kesejahteraan petani lewat pemenuhan produksi tani seperti pupuk, bibit, dan alat-alat produksi yang relatif murah sehingga hasil panen melimpah dan petani mendapat banyak keuntungan.
Dalam bidang pendidikan dan kesehatan, negara akan memberikan pelayanan secara cuma-cuma. Hal ini ditujukan sebagai kewajiban negara untuk melakukan pengurusan terhadap rakyatnya. Kualitas pendidikan dan kesehatan akan meningkat karena pelayanan pendidikan dan kesehatan bisa dirasakan oleh setiap individu.
Dalam ekonomi Islam, sumber daya alam merupakan harta milik umum yang di kelola oleh negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Dengan hasil pengelolaan sumber daya alam yang diserahkan kepada rakyat akan meningkatkan kualitas hidup. Wallahu a’lam bishowwab.