
Oleh: Kintan Jenisa, S.Pd. (Aktivis Islam)
Linimasanews.id—Seorang penarik becak, Manar Simbolon (54) tega menghabisi nyawa rekan seprofesinya, Berlin Sihombing (57) lantaran kesal karena diejek ketika korban mendapatkan penumpang. Peristiwa ini terjadi di Jalan Sisingamangaraja, tepatnya di Simpang Marindal dan Jalan Garu V, Medan Amplas, Sumatra Utara pada Jum’at (18/10/2024) pukul 12.20 WIB.
Sebelum pembunuhan ini terjadi, sempat terjadi adu mulut antara pelaku dan korban. Korban yang mengetahui pelaku membawa pisau, menantang pelaku untuk segera menikamnya dengan membuka bajunya hingga sedada. Melihat hal itu, amarah pelaku memuncak. Pelaku langsung berjalan ke samping becak korban, lalu menikamnya (tribunnews.com).
Kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi. Pada Minggu (23/6/2024) lalu, Sudadi Ahmad (30) juga tega menghabisi nyawa seorang nenek yang bernama Sumini (55) yang merupakan tetangganya sendiri. Perbuatan keji ini dilakukan lantaran kesal diejek tidak bisa memiliki anak oleh korban. Kasus pembunuhan ini terjadi di Kelurahan Kelapa Tujuh, Kecamatan Kotabumi Selatan, Kabupaten Lampung Utara. Pelaku yang berpura-pura meminjam pompa angin kepada korban, langsung membekap, membanting serta mencekik korban dengan kabel mikrofon hingga meninggal dunia. Emosi pelaku memuncak tatkala korban mengatakan bersedia mencarikan laki-laki lain agar istrinya bisa segera hamil (detik.com).
Kasus pembunuhan dengan motif kesal karena diejek juga terjadi di Batam. Pekerja bangunan berinisial YS (43) tega membakar rekan kerjanya yang bernama SU (46) hingga meninggal dunia pada Rabu (3/7/2024). Korban dianiaya dengan cara dipukul dan ditendang, lalu dibakar dengan menggunakan kompor gas yang ditumpuk dengan barang-barang yang mudah terbakar (batamnews.co.id).
Mengapa Manusia Makin Tidak Punya Hati dan Pikiran?
Kini manusia banyak yang sudah kehilangan fitrahnya. Hati dan pikiran sudah tidak lagi terjaga. Sifat rahmah kepada sesama manusia makin terkikis, bahkan telah habis. Hanya karena ejekan, emosi membara dan tega menghabisi nyawa. Tak peduli keluarga maupun anak cucunya.
Banyak faktor yang menjadikan manusia saat ini kehilangan rasa kemanusiaannya. Pertama, tidak memiliki fondasi agama yang baik. Akar keimanan dan ketakwaan yang rapuh membuat mereka tidak bisa mengontrol diri ketika terangsang gharizah baqa’ atau naluri mempertahankan dirinya. Hanya karena ejekan, amarahnya berapi-api. Akal terkalahkan oleh amarah sehingga tak lagi berpikir sebelum melakukan tindakan.
Kedua, masyarakat yang tidak saling menasihati dan meredamkan amarah. Ketika melihat pertengkaran, banyak masyarakat memilih menjadi penonton pertunjukkan. Mereka merasa mendapatkan keseruan tersendiri menikmati adegan di depannya. Ada yang beranggapan, memisahkan hanya akan menambah masalah baginya. Lebih baik diam dan menyelamatkan diri sendiri.
Ketiga, negara yang tidak memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku pembunuhan. Seperti kasus pembunuhan yang dilakukan pekerja bangunan di Batam tersebut, pelaku hanya diberi hukuman 15 tahun penjara. Belum lagi jika selama masa tahanan mendapatkan remisi karena dianggap berkelakuan baik dan sebagainya. Tentu hal ini akan membuat pelaku makin mendapat angin segar dan memungkinkan akan melakukan hal yang sama di kemudian hari.
Sistem Islam Memberantas Kasus Pembunuhan
Sistem Islam dengan segenap aturan yang sempurna dari Allah Subhanahuwata’ala akan dapat memberantas kasus pembunuhan yang marak terjadi saat ini. Islam memandang nyawa seorang manusia sangat berharga. Untuk menjaga nyawa manusia, Islam akan menghilangkan segala faktor penyebab banyaknya kasus pembunuhan.
Negara dalam sistem Islam akan memberikan pendidikan yang membentuk ketakwaan individu. Sebab, apa pun agamanya, tidak ada yang membolehkan membunuh manusia hanya karena kesal diejek.
Negara dalam sistem Islam akan melahirkan masyarakat yang gemar amar makruf (menyerukan kebaikan), saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Jika melihat ada peristiwa ejek-mengejek hingga berujung pertengkaran, masyarakat akan senantiasa mengingatkan agar tidak melakukan hal tersebut, serta meminta kesabaran kepada korban.
Selain itu, negara dalam sistem Islam akan menerapkan sanksi yang tegas bagi pelaku pembunuhan sesuai dengan jenis pembunuhannya. Pembunuhan dengan sengaja seperti kasus-kasus di atas akan mendapatkan sanksi qisas sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 178, “Wahai orang-orang yang beriman ! diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh.”
Jika qisas dijalankan, tentu para pelaku pembunuhan akan mendapatkan hukuman mati karena nyawa hanya dapat dibalas dengan nyawa. Masyarakat yang menyaksikan sanksi qisas dilaksanakan akan berpikir ribuan kali jika ingin melakukan tindakan kriminal yang sama.
Khatimah
Jaminan kelangsungan hidup hanya ada di dalam Islam. Dengan Islam, jumlah pelaku kriminal pembunuhan akan menjadi minimal. Masyarakat akan terlindungi jiwanya dari berbagai tindak kejahatan. Rasa aman dan tenang ini hanya terwujud jika negara menerapkan sistem Islam yang aturannya berasal langsung dari Pencipta dan Pengatur manusia, yakni Allah Swt., bukan seperti sistem hari ini yang aturannya berasal dari akal manusia yang lemah dan terbatas. Tidak ada efek jera bagi pelaku dan tidak ada keadilan bagi korban dan keluarganya dalam sistem sekuler kapitalis hari ini.