
Hampir setiap hari kita disuguhkan dengan berita tentang perselingkuhan. Baik di dunia maya maupun dunia nyata. Tindakan serong tak hanya dilakukan oleh kalangan publik figur, seperti artis, selebgram, abdi negara, ASN, dan lainnya, tetapi perselingkuhan juga dilakukan oleh kalangan masyarakat biasa. Mirisnya, tak sedikit pula perselingkuhan dilakukan bukan dengan lawan jenis, melainkan sesama jenis. Suami dengan laki-laki, begitu sebaliknya.
Perselingkuhan yang makin marak terjadi di tengah masyarakat luas tentu menjadi pertanyaan, mengapa perselingkuhan seakan menjadi tren dan tak malu lagi diumbar ke khalayak? Padahal, jika dilihat dari penampakannya, perkawinan mereka bisa dikatakan nyaris sempurna. Suami istri berwajah tampan dan rupawan, memiliki keturunan, materi berkelimpahan, rumah mewah, kendaraan, bahkan liburan pun bisa sampai keliling dunia. Lantas, apa yang membuat seseorang melakukan perselingkuhan?
Affair terjadi disinyalir banyak faktor yang memengaruhinya. Misalkan, kurangnya ikatan emosional di antara suami istri sehingga berakibat pada ketidakharmonisan, persoalan rumah tangga yang berlarut-larut tanpa ada penyelesaian yang mendamaikan kedua belah pihak, kurangnya menjaga batasan pergaulan antara lawan jenis, baik untuk pihak istri maupun suami di media sosial ataupun di kehidupan nyata. Akibatnya, menimbulkan kecenderungan tertarik pada orang lain, meski sudah memiliki pasangan halal.
Selain itu, gaya hidup liberalisme yang kini diadopsi oleh masyarakat telah memunculkan tingkah laku permisif, yaitu bebas melakukan tindakan apa pun sesuka hati demi kesenangan, tanpa mempertimbangkan halal haram. Seorang suami atau istri bisa melakukan hal-hal yang seyogianya tidak dilakukan dalam pernikahan, tetapi kerap dilakukannya dengan alasan tertentu. Padahal, Islam sangat keras melarang perbuatan yang demikian.
Maka dari itu, pernikahan tak sekadar bermodal cinta dan harta, tetapi keimanan juga sangat dibutuhkan. Ya, dengan keimanan kepada Allah Sang Maha Pemilik Cinta, pasangan suami istri akan memahami betul bagaimana menjalani mahligai rumah tangga sesuai yang diperintahkan oleh Allah Swt.
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, setiap pasangan suami istri, tentu berharap pernikahan yang dijalaninya penuh cinta, kebahagiaan, ketenangan, sekaligus keromantisan. Walhasil, keberkahan akan dirasakan keduanya, termasuk anak-anaknya. Bahkan, mereka pun berharap bisa berkumpul kembali di janah-Nya kelak, sebagaimana tujuan pernikahan dalam Islam.
Oleh karena itu, penting kiranya ditanamkan keimanan dan ketakwaan sebagai tali penguat hubungan pada setiap pasangan suami istri dalam merajut mahligai pernikahan, sekaligus memahami bahwa perkawinan tak sekadar untuk menyalurkan hasrat seksualitas, tetapi sebagai bagian dari perintah-Nya. Dengan begitu, dengan bekal keimanan yang dimiliki, perbuatan yang akan menghancurkan tatanan rumah tangga akan bisa dihindarkan, termasuk perselingkuhan.
Nurmilati
Bogor