
Suara Pembaca
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bencana hidrometeorologi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia mulai dari Sumatera hingga Nusa Tenggara Barat (NTB) (11/1/25). Memasuki pekan kedua Januari 2025, hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi terus mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi cuaca seperti ini menyebabkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Di Pulau Jawa, beberapa daerah mengalami bencana banjir, longsor, dan angin kencang. Sebut saja daerah Sukabumi yang mengalami banjir bandang, di Kabupaten Cilacap pun mengalami banjir bandang dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter pada Jumat (10/1). Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan April-Oktober dengan ciri utama turunnya curah hujan yang signifikan sehingga menyebabkan bencana kekeringan dan kekurangan air. Musim penghujan atau musim hujan biasanya terjadi di bulan Oktober-April dengan curah hujan rata-rata per tahun mencapai 1600 mm. Dengan intensitas hujan yang tinggi bisa menyebabkan banjir dan juga longsor.
Ini fenomena alam yang sunnatullahnya akan berputar siklusnya seperti itu. Hanya saja, kita perlu melihat banyaknya bencana kekeringan atau banjir, tanah longsor yang biasa terjadi di musim hujan yang mana ini merupakan musibah yang biasa terjadi setiap tahunnya. Seharusnya, pemerintah melakukan upaya pencegahan terutama mencegah terjadinya banjir yang terjadi di berbagai wilayah sehingga keselamatan nyawa masyarakat dapat ditangani dengan baik.
Tentu saja bencana alam yang terjadi tidak lepas dari adanya campur tangan manusia yang rakus dan tamak. Para pemilik modal (kapital) banyak mengubah lahan serapan untuk alam menjadi alih fungsi untuk lahan bisnis seperti perumahan, pembangunan infrastruktur, lahan perdagangan yang bisa menghasilkan banyak keuntungan. Apalagi adanya pernyataan dari Presiden tentang pembukaan lahan sawit (deforestasi) tidak membahayakan dapat dijadikan sebagai landasan pembukaan lahan meski para ahli sudah menyatakan bahwa deforestasi akan mengakibatkan berbagai masalah termasuk salah satunya adalah bencana alam.
Tujuan alih fungsi lahan lebih diutamakan untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan alam dan ini merupakan sikap abai pemerintah dalam melindungi keselamatan rakyatnya. Tentu tidaklah mengherankan fenomena bencana alam yang terjadi tidak lepas dari adanya penerapan sistem sekulerisme kapitalisme yang tidak memperhatikan keseimbangan alam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pandangan Islam, sesuatu yang membawa bahaya bagi masyarakat hingga bisa menghilangkan nyawa karena bencana alam sedini mungkin harus dicegah dan diatasi. Penguasa Islam akan melaksanakan perencanaan matang dalam membangun kota dan pedesaan yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat.
Pemerintah akan melakukan pemetaan wilayah sesuai potensi bencana yang dibasiskan pada letak geografisnya sehingga dapat membangun kota atau pedesaan yang berbasis mitigasi bencana sehingga aman untuk alam dan manusia. Pemerintah pun melakukan upaya untuk melarang pengrusakan ekosistem alam oleh manusia misalnya melarang merusak hutan, perairan dan lain sebagainya. Kelak di akhirat, penguasa akan diminta pertanggungjawaban atas setiap periayahan rakyatnya.
Walaupun bencana alam bagian dari ketetapan Allah yang tidak bisa dihindari, tetapi tetap saja penguasa akan melakukan upaya semaksimal mungkin melindungi rakyat dari kemungkinan terjadinya bencana alam yang akan menimpa wilayah-wilayah kekuasaan Islam, termasuk mencegah masyarakat melakukan kemaksiatan akan yang mengundang murka Allah dengan mendatangkan bencana. Demikianlah solusi komprehensif yang dilakukan oleh penguasa Islam dengan tetap menjadikan ketaqwaan individu maupun fungsi kontrol masyarakat berjalan dan penerapan syariat Islam oleh penguasa bisa menjadikan masyarakat hidup berdampingan dengan alam yang akan. membawa keberkahan dan rahmat bagi alam semesta.
Riana Agustin
Aktivis Muslimah Bogor