
Suara Pembaca
Serangan yang menargetkan warga sipil Palestina kembali terjadi. Menargetkan rumah penduduk kota Gaza pada 4 Januari 2025. lnformasi yang didapatkan dari otoritas kesehatan Palestina, pihak militer Zionis Yahudi melakukan serangan udara selama 24 jam dengan target utama adalah pasukan Hamas di Gaza. Serangan tersebut menewaskan 110 lebih orang dalam 2 hari (5/01/2025).
Serangan Zionis yang brutal setidaknya dalam 3 hari mampu menewaskan 200 warga Gaza yang kebanyakan merupakan wanita dan anak-anak. Jika dikalkulasikan maka korban yang berjatuhan sejak Oktober 2023 telah mencapai 45 ribu jiwa sementara korban luka sebanyak 108 jiwa. Tentu saja hal ini membuat rumah sakit yang masih tersedia kewalahan, ditambah Zionis Yahudi seringkali menargetkan rumah sakit untuk dihancurkan.
Sementara itu, penjajah Zionis melakukan peningkatan serangan ditengah kabar bahwa perwakilan pemerintah penjajah Zionis dan Hamas bertemu di Qatar membahas rencana aksi gencatan senjata dan penukaran sandra atau tawanan. Seperti kabar yang tersebar pengumuman hasil runding bahwa pihak Zionis dan Hamas akan melakukan gencatan senjata sejak 19 Januari 2025. Warga Palestina terhibur akan berita tersebut, namun patut disayangkan sejak rilisnya berita tersebut, justru Zionis Yahudi masih melancarkan serangannya kembali.
Palestina masih terus dalam target penyerangan yang tiada hentinya oleh Zionis. Sudah banyak korban dari kebiadaban mereka. Tak tanggung-tanggung korbannya, baik anak-anak, wanita, hingga lansia. Sayangnya, kaum muslim sendiri banyak memilih bungkam seperti mencari celah agar tak perlu untuk membahas dinamika permasalah ini. Penguasa negeri-negeri muslim juga memilih berpihak, namun sebatas membangun citra untuk mendapatkan dukungan rakyat ketika berhasil menyerukan kemerdekaan untuk Palestina.
Hal ini diperparah dengan tawaran solusi yang digaungkan merupakan pesanan dari negeri Barat. Artinya, dunia tidak memiliki solusi jitu menghentikan penjajahan. Solusi yang ditawarkan terhenti pada solusi dua negara. Ini artinya menyetujui perampasan tanah miliki kaum muslim Palestina, tentulah bukanlah solusi hakiki.
Maka, sudah seharusnya kaum muslim sadar akan solusi yang paripurna yaitu mewujudkan jihad melawan Zionis. Umat Islam harus menyeru agar para penguasa muslim mengirimkan tentara terbaiknya. Sementara itu, umat patut disadarkan akan solusi terbaik melawan Zionis tersebut. Kaum muslim sudah seharusnya mendapatkan hak untuk dilindungi, maka tegaknya syariat dan Khilafah adalah suatu keniscayaan. Hanya Khilafah yang mampu membebaskan negeri-negeri muslim, termasuk Palestina dari cengkeraman penjajahan. Hanya dalam Khilafah, kaum muslim mendapatkan pembelaan dan perlindungan atas tanahnya.
Untuk sampai pada seruan jihad dan menegakkan Khilafah, perlu adanya upaya menggaungkan dakwah berupa pemahaman shahih. Maka dari itu, butuh adanya kelompok dakwah Islam ideologis yang melakukan upaya menyadarkan umat akan solusi hakiki yang bersumber dari nash terpercaya Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk sama-sama berjuang menegakkan Khilafah yang berlandaskan metode manhaj ala Rasulullah saw.
Mislannada Fiddaraini, S.Hum.
(Aktivis Dakwah Yogyakarta)