
Suara Pembaca
Baru-baru ini, ditemukannya mayat yang tinggal tulang di Medan. Dalam surat kabar SuaraSumut.id (09/4/25), cemburu buta membuat seorang pria di Kota Medan nekat menghabisi nyawa kekasihnya, lalu membuang jasadnya ke dalam sumur di rumah kontrakan. Pembunuhan itu terjadi di salah satu rumah di Perumahan Tanjung Selamat Lestari, Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang pada 30 Oktober 2024.
Kasus ini mulai terkuak pada Selasa 31 Desember 2024, setelah salah seorang warga yang hendak mengontrak rumah tersebut mendapati kondisi sumur yang mencurigakan. Setelah dilihat dari dalam sumur yang berada di belakang rumah, warga menemukan tulang belulang dan rambut panjang. Penemuan tulang manusia dalam sumur ini kemudian dilaporkan ke pihak berwajib. Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan pihaknya yang menerima laporan kemudian melakukan penyidikan secara scientific crime. Dari hasil tes DNA, polisi akhirnya mengidentifikasi korban diketahui bernama Santi Boru Matanari (33) warga Jalan Pintu Air IV Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor. “Pelaku adalah pacar atau teman dekat korban,” ujar Gidion.
Sungguh terlalu, beginilah yang terjadi di dalam sistem kapitalisme dengan akidah sekularisme yang menduakan Tuhan sebagai pengatur. Sistem kapitalisme menjadikan aturan pergaulan tidak ada batasnya hingga terjadi pembunuhan karena cemburu buta. Pelaku melakukan pembunuhan karena korban menjalin hubungan dengan pria lain yang membuat amarah tersangka tidak terkendali. Seharusnya ini tidak terjadi jika di dalam kehidupan ada batas-batas hukum antara pria dan wanita asing. Keduanya sebenarnya tidak boleh berdua-duaan dalam satu kontrakan yang sama.
Inilah mengapa kita membutuhkan pengawasan sebuah hukum yang ditetapkan oleh negara dengan landasan keimanan. Karena, aturan yang detail dalam mengatur hubungan lawan jenis adalah Islam. Islam memiliki seperangkat aturan, khususnya tentang pergaulan.
Begitu pula jika terjadi pelanggaran, Islam memiliki hukum yang tegas untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jika sudah terjadi, maka negara akan memberlakukan hukum atas pembunuhan tersebut dengan adil. Tetapi sayang, sistem Islam yang mulia tidak diterapkan dan menyuburkan prilaku kriminal seperti sekarang ini. Sudah saatnya kita peduli dengan banyak belajar islam sebagai solusi akan kehidupan di era hari ini.
Eni Yulika