
Oleh: Finis (Penulis)
Linimasanews.id—Program Pangan Dunia (World Food Program/WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (25/4) mengatakan bahwa pihaknya telah kehabisan stok makanan di Jalur Gaza karena perlintasan perbatasan masih ditutup.
“Hari ini, WFP mengirimkan stok makanan yang tersisa ke dapur-dapur makanan siap saji di Jalur Gaza. Dapur-dapur ini diperkirakan akan kehabisan makanan dalam beberapa hari ke depan,” menurut pengumuman WFP dalam sebuah pernyataan. Dapur umum telah menjadi satu-satunya sumber bantuan makanan yang konsisten bagi orang-orang di Gaza selama berpekan-pekan. “Meskipun hanya menjangkau separuh populasi dengan hanya 25 persen dari kebutuhan makanan sehari-hari, mereka telah memberikan harapan hidup yang sangat penting,” bunyi pernyataan tersebut (antaranews.com, 26/4/2025).
Sungguh miris melihat kondisi saudara kita di Gaza. Meskipun berbagai dukungan dari seluruh penjuru dunia tetap berjalan, bantuan pangan, obat-obatan, pakaian dan pendirian fasilitas-fasilitas umum di Gaza, semua itu tidak mengubah kondisi Gaza menjadi lebih baik. Bahkan, tindakan Zionis makin membabi buta. Kekejaman dan kebiadaban Zionis sudah di luar batas, tetapi tidak satu pun negara di dunia mampu menghentikan. Bahkan, badan perdamaian dunia pun membiarkan penindasan dan penjajahan ini terus berjalan hingga kondisi rakyat Gaza makin memprihatinkan.
Satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan di Gaza adalah dengan jihad. Allah Swt. berfirman, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah: 190).
Untuk melaksanakan perintah jihad, butuh kekuatan militer yang besar dan tangguh, serta sebuah institusi pemerintahan yang mampu menggerakkan kekuatan itu, yakni khilafah Islam. Hanya dengan tegaknya kembali khilafah, persoalan Palestina bisa terselesaikan. Khilafah akan mempersatukan seluruh kaum muslimin tanpa sekat-sekat negara bangsa. Khilafah akan mampu melindungi, menjaga tanah, dan kemuliaan kaum muslimin, termasuk di Palestina.
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Al-imam (khalifah) itu junnah (perisai) yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaannya).” (HR. Muttafaqun Alaih).
Khilafah sebagai junnah dapat kita teladani sebagaimana sikap Salahudin Al-Ayyubi. Salahudin merebut kembali tanah Palestina dari Tentara Salib. Ia tidak bertemu dengan Paus untuk menetapkan solusi Baitul Maqdis, tetapi ia bertemu dengan Pasukan Salib di Perang Hittin, mengalahkan dan mencabut kerajaan Tentara Salib di semua negeri muslim.
Begitu juga dengan Rasulullah saw. ketika menjadi kepala negara di Madinah. Beliau mengusir Bani Qainuqa’ karena telah melanggar perjanjian. Yahudi Bani Qainuqa’ membunuh seorang laki-laki muslim yang membela seorang muslimah yang diganggu oleh seorang Yahudi Bani Qainuqa’. Perbuatan Rasulullah ini mencerminkan posisi negara Islam, yaitu melindungi jiwa dan kehormatan warga negaranya.
Dengan demikian, ketika khilafah tegak, kelaparan ekstrem di Gaza tidak akan terjadi dan mereka tidak akan merasakan penjajahan Zionis. Penjajahan Zionis pada Palestina akan ditumpas habis oleh khalifah. Dengan demikian, Palestina hanya bisa diselamatkan ketika Khilafah Islam tegak kembali, dengan dipimpin oleh seorang khalifah yang siap menyerukan jihad kepada seluruh kaum muslimin.
Dalam kitab Ajhizah yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir disebutkan, “Jihad adalah puncak keagungan Islam. Jihad merupakan perang di jalan Allah untuk meninggikan kalimat Allah.” Karena itu, seluruh kaum muslimin harus berjuang untuk mewujudkannya. Tegaknya khilafah adalah fardu kifayah bagi umat Islam.”
Ulama mengatakan bahwa khilafah sebagai Tajul Furudh, mahkotanya kewajiban. Khilafah adalah bisyarah (kabar gembira) Rasulullah sebagaimana dalam sabdanya, “Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kebagian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj (metode) kenabian, ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian,” kemudian beliau diam (HR. Ahmad dan Al-Bazzar).
Untuk mewujudkan kembali khilafah, tentu butuh perjuangan. Bergabung dengan jamaah dakwah Islam ideologis yang menyerukan jihad dan khilafah sebagai solusi atas penjajahan di Palestina adalah sebuah kewajiban untuk mewujudkan jalan kemuliaan dengan penerapan syariat Islam secara kafah di seluruh lini kehidupan. Inilah satu-satunya cara untuk melenyapkan penindasan dan penjajahan di negeri-negeri kaum muslimin.