
Oleh. Eni Yulika
Linimasanews.id—Sudah 80 tahun merdeka, seharusnya benar merdeka. Akan tetapi, faktanya tahun ke tahun makin kelam. Banyak nyawa melayang bukan akibat berjuang melawan penjajahan seperti para pahlawan dahulu. Kini nyawa melayang akibat ulah keluarga, tetangga, atau teman sendiri.
Seperti yang terjadi di Mandailing Natal baru-baru ini. Dikutip dari Bangka pos.com (6/8/2025), Diva Febriani (15) menjadi korban pembunuhan tetangganya sendiri. Sepulang latihan Paskibra untuk perayaan HUT RI 17 Agustus yang akan datang, ia dibunuh oleh Yunus, pria beristri dengan alasan ingin mengambil harta bendanya. Ada dugaan tindakan asusila. Diva ditemukan terkubur dengan kepala di atas ditutupi sebuah ember di kebun kelapa sawit tak jauh dari rumahnya.
Kasus pembunuhan makin sering terjadi di negeri ini. Korbannya mulai dari anak-anak hingga dewasa. Motifnya juga bervariasi, dari ekonomi, asmara, emosi, dan sebagainya. Semua terjadi bukan kebetulan, melainkan hampir merata di semua wilayah di Indonesia, menandakan ada yang keliru.
Semua ini tidak bisa lepas dari sistem hari ini yang membuat manusia dikuasai oleh hawa nafsu semata. Rasa takut dan iman hilang bagai debu, yang tertinggal hanya nafsu. Sistem hukum hari ini tidak membuat efek jera. Sebaliknya, banyak yang keluar penjara malah membunuh kembali.
Standar kebahagiaan manusia hari ini adalah materi. Bukan lagi standar halal dan haram. Alhasil, berbuat sesuka hati meski menyebabkan nyawa melayang. Sistem ini membuat manusia lupa dengan Tuhannya demi memperkaya diri dengan harta melimpah, jabatan, maupun pasangan. Inilah sistem sekuler.
Sekularisme adalah sebuah paham yang menjauhkan agama dari kehidupan, baik dalam ekonomi, pendidikan, pergaulan, sanksi, dan sebagainya. Sistem ini nyata rusak dan merusak.
Sekularisme bertentangan dengan sistem Islam yang berasaskan akidah Islam. Dalam sistem Islam, halal dan haram menjadi patokan. Negara akan berusaha menanamkan keimanan dan ketakwaan setiap individu, mewujudkan ekonomi yang mensejahterakan, sistem pergaulan yang terjaga, sistem pendidikan yang membentuk generasi ulama dan ilmuwan yang mampu memimpin bukan generasi lemah penuh masalah. Ketika sistem Islam diterapkan, bisa menaungi seluruh manusia baik muslim maupun non-muslim, dan membentuk peradaban Islam yang khas seperti dahulu pernah berjaya.