
Oleh: Desi Melza, S.Hum.
Linimasanews.id—Jumlah pengangguran makin bertambah setiap hari. Dengan bertambahnya jumlah lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Terutama tehadap gen Z yang dalam rentang usia 18-24 tahun yang saat ini banyak menganggur. Hal ini bukan karena ketidakmauan mereka untuk bekerja, namun jumlah lapangan kerja yang ada tidak dapat menampung mereka dan bahkan bidang pekerjaan yang ada juga tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka.
Penyebab kenapa banyaknya generasi usia muda yang menganggur menurut analisa Menaker Ida Fauziyah adalah tidak adanya link dan match antara pencari kerja dengan pasar tenaga kerja. Faktor lain juga adanya pekerjaan di sektor formal yang menurun (Kompas.com, 24/5/2024).
Oleh karena itu, ketika generasi muda ini tidak terserap ke dalam dunia kerja atau industri disebabkan pendidikan yang berbeda dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Adapun keinginan untuk menambah kemampuan di bidang yang dibutuhkan pasar tenaga kerja maka sang pencari kerja butuh pelatihan. Namun kondisi keuangan juga menjadi kendala bagi para pencari kerja ketika ingin menambah skill mereka.
Hidup Dalam Naungan Kapitalisme
Tak bisa dimungkiri bahwa kehidupan umat saat ini belum dibawah naungan Islam. Kehidupan yang merongrong umat yang masih memakai sistem kapitalisme yang akhirnya membuat umat berpikir sendiri bagaimana cara untuk bertahan hidup dan menghidupi diri masing-masing. Konsep berpendidikan demi mendapat sebuah pekerjaan adalah keniscayaan dalam kapitalisme. Jika ingin memiliki kehidupan yang lebih baik dengan pendidikan dari dasar hingga ke perguruan tinggi. Namun tidak semua orang mampu menjalankannya. Sehingga hanya segelintir orang saja yang mampu menjalani pendidikan yang mahal di zaman ini.
Bahkan dengan memiliki pendidikan tinggi pun juga susah untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai bidang pendidikannya. Juga ada orang yang bekerja di luar dari bidang pendidikan yang dijalaninya. Kondisi ini yang terjadi pada generasi muda dengan rentang usia 18-24 tahun yang bersaing mencari pekerjaan. Ditambah lagi pasar tenaga kerja yang belum bisa menyerap para generasi muda ini ke dalam industri tenaga kerja dengan alasan salah jurusan atau skill yang belum memadai.
Faktor lain yang tak kalah pengaruhnya ada jumlah lapangan kerja yang masih sedikit. Setiap tahunnya instansi pendidikan banyak menamatkan para siswa dan mahasiswa mereka. Jumlah yang tidak sebanding antara banyaknya tamatan dan ketersediaan lapangan pekerjaan ini juga merupakan faktor penting. Lapangan pekerjaan yang belum bisa mengakomodasi seluruh kebutuhan pencari kerja merupakan suatu permasalahan yang harus dicari solusinya.
Butuh Peran Negara
Untuk menangani persoalan pengangguran ini memang harus diselesaikan dengan serius. Menekan angka pertumbuhan pengangguran harus disertai dengan solusi untuk menyediakan lapangan kerja. Dalam hal ini tidak bisa hanya dilakukan oleh seorang individu, kelompok masyarakat atau instansi tertentu saja bahkan dalam cakupan yang lebih luas yaitu butuhnya peran negara dalam membuat regulasi.
Hanya negara yang mampu mengakomodasi kebutuhan lapangan pekerjaan dengan berbagai regulasi yang akan ditetapkan. Negara mampu untuk mengaktifkan kembali sektor bagian mana yang lebih memiliki kemampuan untuk dikembangkan. Ketika sebuah sektor usaha mampu dikembangkan dan pasti akan membutuhkan tenaga kerja. Seperti sektor manufaktur, pariwisata, makanan dan minuman, serta industri kreatif . Apalagi generasi muda saat ini dengan idealisme nya lebih menyenangi hal-hal berbau kreatifitas.
Namun percuma ketika harapan kita tertumpu pada negara dengan sistem kapitalisme seperti sekarang. Bukti bahwa negara abai dalam mengurusi kehidupan rakyatnya. Untuk mendapatkan pekerjaan yang layak seseorang harus memenuhi pendidikan yang terbaik bagi dirinya, itupun mengusahakan sendiri tanpa adanya negara. Setelah tamat dari pendidikan ternyata tidak sesuai pendidikan dengan permintaan tenaga kerja. Kalaupun ada lapangan kerja yang bisa dilamar itupun harus bersaing ketat dengan banyak orang, ratusan bahkan ribuan.
Islam Solusi Hakiki
Jauh berbeda ketika Islam dijadikan standar dalam mengurusi rakyat. Dimulai dari pendidikan yang diberikan oleh negara kepada siswa/mahasiswa yang akhirnya mereka tidak pusing memikirkan biaya pendidikan. Para siswa/mahasiswa ini bisa lebih fokus dalam belajar bahkan mengikuti berbagai pelatihan untuk menambah skill di bidang masing-masing. Pelatihan ini juga yang dibutuhkan pencari kerja dan baiknya disediakan oleh negara.
Negara dengan sistem Islam akan berusaha mengurusi seluruh rakyatnya terlebih dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan sumber daya alam yang banyak dan bisa dikelola dengan baik akan menyerap tenaga kerja yang sesuai dengan bidang pendidikan. Bahkan negara mempu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Seluruh sumber daya alam yang ada digunakan untuk kesejahteraan rakyatnya.
Sudah saatnya sistem kehidupan berlandaskan kapitalis ini dicampakkan. Sistem yang telah merusak tatanan kehidupan individu, masyarakat ataupun negara. Sudah seharusnya sistem Islam yang kita gunakan dalam mengurusi seluruh lini kehidupan. Bahkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi sebuah negara bukanlah hal yang mustahil. Dengan banyaknya sumber daya alam yang mampu dikelola dan juga bisa memberikan pelatihan bagi sumber daya manusia yang ada. Karena sejatinya gen Z ini merupakan bonus demografi yang dapat dimanfaatkan ketika sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Wallahu a’lam bishawab.