
Oleh: Eni Yulika
Linimasanews.id—Sebentar lagi, kita sebagai sebuah bangsa yang besar akan memperingati hari lahir bangsa Indonesia, tepatnya tanggal 17 Agustus. Namun, kita dihebohkan dengan adanya warga negara yang mengibarkan bendera bergambar tengkorak atau dikenal dengan bendera One Piece. Seperti dikutip dari hukumonline.com (05/08/25), dikatakan bahwa menjelang hari kemerdekaan ditemukan tren mengibarkan bendera bajak laut asal anime Jepang, One Piece, selain bendera merah putih. Tren ini mengundang banyak respons dari mulai polisi, TNI, dan satpol PP untuk menurunkan bendera tersebut dan menghapus gambarnya. Ada juga pejabat yang mengatakan itu adalah tindakan pidana dan makar.
Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan bahwa respons tersebut sangat berlebihan. Menurutnya, itu dilakukan sebagai bentuk kritik dari masyarakat, dan merupakan hak untuk menyampaikan pendapat. Akhirnya, respons pemerintah menimbulkan ketakutan masyarakat untuk memberikan nasihat kepada kebijakan pemerintah yang gagal memberikan rasa nyaman di hati mereka. Terkecuali jika ditempelkan di bendera merah putih atau setara dengan itu, di mana itu melanggar hukum yang ada.
Di sini, hal yag patut dicermati adalah ada apa di balik aktivitas para pemuda atau warga yang lebih memilih mengibarkan atau memasang bendera One Piece tersebut. Ternyata alasannya adalah ketidakadilan, kesewenangan, kezaliman, keputusasaan, kemiskinan yang meningkat, bahkan di tengah kesulitan hidup, mereka harus membayar pajak yang dinilai makin memberatkan. Akhirnya, mereka merasa negeri mereka sedang tidak baik-baik saja. Mereka menganggap itu adalah bentuk kritikan mereka yang harusnya dipahami oleh pemerintah untuk mengoreksi diri dan berbenah menjadi lebih baik lagi.
Perayaan kemerdekaan sudah kita berjalan sampai usia 80 tahun. Lalu apakah kita sudah merasakan kemerdekaan tersebut? Ternyata banyak yang belum merasakannya.
Ada yang sejahtera dari sisi ekonomi misalkan, itu pun hanya segelintir orang saja. Sedangkan mayoritas masyatakat merasakan hidup yang sulit. Ada yang cerdas dan pintar, itu hanya dinilai dengan angka-angka, tetapi di kehidupan nyata sangat rapuh, banyaknya kasus korupsi, generasi yang minim akhlak, budaya menyontek, menyuap, bahkan aksi pembullyan kian meningkat.
Dari sisi hukum, banyak yang tidak puas terhadap hasil keputusan bahkan terkesan membela yang berduit dibanding membela yang benar, adanya hakim yang terkena kasus penyuapan. Belum lagi kasus kriminalitas meningkat tajam, pemerkosaan, pembunuhan, pergaulan bebas, sehingga makin tingginya angka penyakit menular, dan lain sebagainya. Ini semua menjadi alasan mereka untuk memberikan kritikan tajam mendekati momen perayaan hari kemerdekaan yang sudah lama dirayakan. Harusnya makin lama makin sejahtera.
Hal yang harus kita cermati, sebenarnya kemerdekaan itu hanya bisa diraih ketika kita mau mengambil solusi yang benar-benar memberikan arti kemerdekaan, yaitu terlepas dari segala bentuk penjajahan. Jika kita hari ini masih didikte oleh penjajah Barat, berarti kita belum merdeka. Bisa kita lihat dari kepemilikan sumber daya alam kita yang masih berpihak kepada asing, belum lagi kebijakan kita belum mandiri masih harus bergantung pada solusi asing bukan solusi yang berasal dari kebutuhan rakyat. Sehingga bukan kesejahteraan yang didapat, tetapi kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Ini semua karena kita mengambil sistem kapitalisme dalam mengatur kehidupan.
Konsep kesejahteraan sebenarnya bisa kita dapatkan dalam sistem Islam. Sistem Islam menjadi solusi yang bisa kita ambil di hari kemerdekaan kita ini. Mengapa demikian? Karena cita-cita bangsa menjadi bangsa yang bebas dari segala bentuk penjajahan, menjadi negara yang mandiri, adil, sejahtera, makmur, dan sentosa hanya bisa terwujud jika kita mengambil sistem yang memanusiakan manusia, yaitu sistem Islam. Islam sudah hadir dan terbukti berhasil memberikan peradaban yang gemilang selama berabad-abad lamanya.
Ini semua karena Islam berasal dari Sang Pengatur alam semesta, bukan buatan manusia. Manusia hanya diperintahkan untuk berpikir dan mengambil hukum Allah. Islam memiliki aturan kehidupan yang lengkap dan sempurna atau kaffah. Sudah selayaknya kita kembalikan makna kemerdekaan menurut Islam. Islam bukan hanya untuk umat Islam saja, tetapi untuk seluruh manusia dan alam tanpa memaksa untuk masuk ke dalam agama Islam. Wallahualam bisawab.