
Oleh: Desi Melza, S.Hum.
Linimasanews.id—Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup saling berdampingan dengan manusia lainnya. Keinginan untuk hidup damai dan tenang adalah dambaan semua orang. Namun kenyataannya, banyak kejahatan yang terjadi di masyarakat yang jauh dari apa yang diharapakan.
Maraknya kasus pencurian, perampokan, pelecehan bahkan pembunuhan seperti sudah biasa terdengar beritanya. Padahal ini menunjukkan bahwa rasa keamanan yang sudah tergerus oleh kehidupan. Selain dilakukan oleh orang tak dikenal, lebih parahnya lagi kebanyakan oleh orang terdekat yang tidak disangkakan sebelumnya akan melakukan itu.
Seperti kasus penemuan bayi laki-laki di kloset masjid Nurul Ikhlas di Desa Kebun Durian, Kecamatan Gunung Sahilan Kampar, Provinsi Riau. Informasi ini viral di media sosial yang menyebutkan bahwa bayi ditemukan dengan kepala di lubang kloset (Antaranews, 8/6/2024).
Kisah lainnya juga datang dari seorang wanita berusia 43 tahun yang dianiaya oleh pria berusia 34 tahun yang merupakan selingkuhan si korban. Pelaku memukul kepala korban hingga mengantarkan korban meninggal dunia meski sempat mendapat perawatan di rumah sakit (Antaranews, 6/6/2024).
Dilihat dari dua contoh kasus di atas, bisa disimpulkan bahwa kejahatan itu bisa saja terjadi di mana saja dan kapan saja, baik oleh orang terdekat atau orang yang tak dikenal. Tetapi, kejahatan yang dilakukan oleh orang terdekat ini selalu membuat was-was karena ketidaktahuan seseorang terhadap watak orang lain. Namun, kewaspadaan yang tinggi memang dibutuhkan saat ini untuk hidup bermasyarakat.
Akibat Sistem Kapitalisme
Kondisi kehidupan umat Islam saat ini sedang tidak baik-baik saja. Idealnya ada sistem yang terbaik yaitu Islam yang mesti digunakan dalam setiap lini kehidupan. Hanya saja, Islam dianggap sebatas agama ritual di masyarakat, bukan dijadikan suatu ideologi. Akhirnya masuk sebuah sistem buatan manusia yang rusak lagi merusak masyarakat. Sistem ini disebut kapitalisme. Sistem ini membuat manusia melakukan apapun yang menurutnya memberikan keuntungan.
Sistem ini sudah jauh merasuk ke dalam sistem kehidupan masyarakat, baik dalam ekonomi, pendidikan, maupun tata cara bergaul di masyarakat. Masyarakat dalam sistem kapitalisme membuat peran agama seolah-olah hanya dalam ibadah ritual saja. Akhirnya, hasil dari model masyarakatnya adalah manusia yang bebas melakukan kehendak tanpa ada filter yaitu Agama.
Di sini letak ketimpangan yang terjadi saat ini. Individu dengan lemahnya iman akan mudah melakukan suatu kejahatan baik tersembunyi maupun terang-terangan. Dalam dua contoh kasus di atas adalah bukti nyata akibat pemakaian sistem kehidupan kapitalisme. Agama tidak dijadikan segala tolok ukur perbuatan sehingga bebas melakukan tindakan apa pun.
Dalam tataran masyarakat juga memiliki kelemahan dalam sistem pengawasan terhadap kejahatan. Masyarakat seharusnya mampu menjadi tameng ketika ada suatu kejahatan terjadi di masyarakat dan menjadi pengontrol apapun yang terjadi di masyarakat dengan saling mengingatkan satu sama lain atau saling menjaga saudara yang lainnya.
Negara Abai terhadap Kriminalitas
Tak kalah pentingnya adalah peran sebuah negara dalam menjaga kestabilan kehidupan bermasyarakat. Negara memiliki peran penting dalam memberikan edukasi, jaminan keamanan bahkan hukuman bagi pelaku kejahatan. Jika berharap kepada negara yang jelas-jelas abai akan membuat kecewa saja. Negara seharusnya bisa menjadi perisai bagi masyarakat ketika masalah terjadi.
Banyaknya kriminalitas yang terjadi memang karena jauhnya peran agama dalam kehidupan. Betapa mudahnya seseorang ingin menghilangkan nyawa saudara atau anaknya sendiri. Banyaknya kasus pencurian dan perampokan berulang tanpa ada perasaan bersalah. Inilah bukti bahwa tidak ada harapan untuk mendapatkan kenikmatan hidup di era kapitalisme ini.
Adapun hukuman ketika negara memberikan kepada pelaku kejahatan masih belum tepat sasaran dan belum memberikan efek jera. Karena negara yang berasaskan sistem kapitalisme tidak menggunakan hukum syariat Islam sebagai hukuman bagi pelaku kriminal. Sudah jelas bahwa dengan memakai hukum buatan manusia jelaslah batil dan tidak sesuai dengan fitrah manusia.
Kembalikan Fungsi Islam
Islam adalah solusi segala permasalahan masyarakat. Banyaknya kriminalitas merupakan hasil dari kehidupan yang merusak. Islam mewajibkan setiap orang untuk selalu belajar sebagai bentuk pemenuhan atas kewajiban menuntut ilmu. Dengan mengkaji Islam, seseorang akan lebih bertakwa dan taat terhadap aturan Sang Pencipta.
Berbeda dengan masyarakat saat ini yang menganggap mengkaji Islam hanya bagi segelintir orang saja. Padahal dengan mengkaji Islam maka akan paham akan standar halal dan haram atau baik dan buruknya suatu perbuatan. Siapa pun yang mengkaji dengan sungguh-sungguh akan merasakan suasana keimanan dalam dirinya tercipta.
Sang pencipta telah memberikan aturan kehidupan bagi masyarakat. Setiap perbuatan akan ada imbalan yang didapatkan berupa pahala atau siksa. Ketika kejahatan yang dilakukan oleh seseorang akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Sistem sanksi di dalam Islam sudah jelas. Sanksi dalam Islam memiliki fungsi yaitu jawabir (penebus dosa) dan zawajir (memberikan efek jera).
Ketika sistem ini dijalankan maka akan berpikir ribuan kali ketika seseorang ingin melakukan kejahatan atau kriminal. Hanya Islam yang mampu membentengi seluruh sistem kehidupan, tak lain adalah peran negara yang menjadi perisai bagi rakyatnya. Wallahu a’lam bi shawhab.